Kamis, November 30, 2006

John Legend - Once Again













JUDUL ALBUM: ONCE AGAIN
ARTIS: JOHN LEGEND
LABEL: G.O.O.D/SONY BMG
TAHUN: 2006
PRODUSER: KANYE WEST/JOHN LEGEND

John Legend tak terbantahkan adalah masa depan dari R&B scene. Dengan cerdas Legend mengaduk-aduk berbagai sub-genre musik "kaum kulit hitam" seperti R&B dan soul dengan sentuhan dan kemasan yang sangat "urban".

Peraih Grammy Award ini pun mempunyai tim kerja yang kuat dan solid mulai dari Kanye West, Will.I.Am (Black Eyed Peas), Raphael Saadiq (Tony Toni Tone), Sa-Ra hingga Jack Splash (Plant Life). Meskipun memiliki mitra kerja yang lumayan banyak, di album ini John Legend justeru tidak menampilkan bintang tamu. John Legend betul-betul melakukan solo.

"Save Room" lagu yang membuka album ini masih bertemakan asmara. Tapi John jeli mengulik tema yang lebih personal misalnya pada lagu "Heaven" yang mengangkat kisah sepasang pria dan wanita dalam sebuah bingkai konflik.

Menariknya, John Legend mulai menguak tema-tema tertentu dalam deretan lagu-lagu yang terdapat di albumnya ini. Misalnya dalam lagu bertajuk "Stereo", John Legend bercerita tentang seorang penari video klip yang terlibat asamara dengan seorang pemusik. Tema menarik juga diungkap Legend dalam lagu "Maxine". Sebagai sosok yang kental dengan akar soul dan R&B nya, John Legend memang terkesan sangat ekspresif. Hampir di semua lagu di album ini bermuatan bunyi-bunyian piano akustik yang mau gak mau mengingatkan saya pada tipikal soundtrack film-film bertema komedi romantik.

Sepertinya John Legend paham denyut jantung pendengar yang tengah menyimak albumnya ini, dengan menata arransemen mulai dari mid-tempo hingga upbeat tempo.

Secara keseluruhan, jika menyimak album "Once Again" nya John Legend ini, kita seperti mendengarkan Stevie Wonder yang terlahir kembali atau bereinkarnasi.

TRACKLIST

1. SAVE ROOM
2. HEAVEN
3. STEREO
4. SHOW ME
5. EACH DAYS GET BETTER
6. P.D.A (WE JUST DON'T CARE)
7. SLOW DANCE
8. AGAIN
9. MAXINE
10. WHERE DID MY BABY GO
11. MAXINE'S INTERLUDE
12. ANOTHER AGAIN
13. COMING HOME

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Rabu, November 29, 2006

Diana Ross - I Love You















JUDUL ALBUM: I LOVE YOU
ARTIS: DIANA ROSS
LABEL: EMI
TAHUN: 2006
PRODUSER: PETER ASHER


Jika anda tengah kasmaran.Jika anda tengah berbuncah-buncah dalam menjalin asmara. Tepat rasanya memilih album terbaru Diana Ross bertajuk " I Love You".

Dari 15 lagu yang bertebaran di album yang digarap oleh tim produser mulai dari Peter Asher dan Steve Tyrell (orang ini juga yang menggarap album "Great American Song Book-nya Rod Stewart) semuanya dikemas dalam, atmosfer romantik.Indah dan dalam.Setidaknya ada instrumen musik yang setia membayangi lekuk vokal Diana Ross: piano dan saxophone. Dua instrumen ini memang berkonotasi romantik dan sexy. Sangat klop berpadu dengan timbre vokal Diana Ross.Hampir tak ada perubahan yang berarti dalam olah vokal Diana Ross.

Lagu milik Harry Nillson "Remember" menguak album Diana Ross yang menandai "comeback" nya sejak vakuum 7 tahun silam.Sebahagian besar lagu-lagu yang dilantunkan Diana Ross di album ini memang merupakan "remake songs" misalnya "The Look Of Love" nya Burt Bacharach dan Hal David. Juga ada versi romantik dari "Lovely Day" Bill Whiters. Dengan suaranya yang renyah, smooth dan poppish Diana Ross menjajal beberapa ballad yang identik dengan momen-momen penuh asmara seperti "Always and Forever" yang dipopulerkan Heatwave. Lagu yang ditulis Rod Temperton ini memang selalu menduduki peringkat atas daftar lagu-lagu dalam resepsi pernikahan.Juga ada sebuah lagu puja-puji buat kekasih karya Billy Preston yang kemudian dipopulerkan oleh Joe Cocker.

Dengan semangat "vintage" yang kuat Diana Ross pun menginterpretasikan ulang sebuah lagu bercorak rockabilly milik Queen di tahun 1980 "Crazy Little Thing Called Love". Serunya di lagu ini, Ross mengajak gitaris Queen Brian May mengkontribusikan petikan gitarnya yang khas.

Masih belum cukup? Ross pun mendaur ulang hits the Beatles "I Will". Munculnya album ini rasanya membuktikan bahwa Diana Ross masih tetap diperhitungkan sepak terjangnya sebagai salah satu vokalis wanita terbaik. Dan tak ada salahnya kan jika melakukan retrospeksi ke tahun-tahun silam lewat sajian lagu.

TRACKLIST
1. Remember
2. More Today Than Yesterday
3. I Want You
4. I Love You (That's All Really Matters)
5. What About Love
6. The Look of Love
7. Lovely Day
8. Crazy Little Thing Called Love
9. Only You
10. To Be Loved
11. I Will
12. This Magic Moments
13. You Are So Beautiful
14. Always & Frorever
15. Remember Reprise

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id

Minggu, November 26, 2006

Erwin Gutawa - Rockestra













JUDUL ALBUM : ROCKESTRA
ARTIS :ERWIN GUTAWA
LABEL : SONY BMG INDONESIA
TAHUN : 2006
PRODUSER : ERWIN GUTAWA

Keinginan Erwin Gutawa untuk mendokumentasikan perjalanan musik rock (di) Indonesia) mulai dekade 70-an hingga sekarang ini patut diacung jempol. Dia memilih lagu-lagu yang pernah menjadi hits pada eranya dari beberapa grup rock yang pernah ada di negeri ini. Sudah barang tentu, tidak semua lagu-lagu rock itu lantas dikemas dalam album bertajuk "Rockestra" ini. Jalan satu-satunya mungkin adalah dengan melakukan "random sampling". Terutama di era 70-an, memang sangat sulit untuk menemukan lagu-lagu yang murni berkarakter rock dari grup-grup rock yang jumlahnya lumayan bak jamur dimusim hujan. Sulitnya. ....karena 80 persen grup-grup rock saat itu lebih cenderung tampil sebagai "copycat" atau "impersonator" dari grup-grup rock mancanegara. Kreativitas bikin lagu rock sendiri jadi terabaikan. Pun ketika grup-grup rock tersebut, semisal Freedom of Rhapsodia, AKA, SAS, Trenchem, Golden Wing, dan lain-lain, masuk ke bilik rekaman, mereka didikte oleh para cukong rekaman untuk menyelipkan lagu "jualan". Nah lagu "jualan" ini sudah pasti berkonotasi pada lagu pop "cengeng". AKA yang beringas di panggung terpakasa harus membuat lagu "Badai Bulan Desember", atau Freedom Of Rhapsodia (ini rock band-nya Deddy Dorres di Bandung) akhirnya melejitkan hit "Hilangnya Seorang Gadis" (karya Sarwono). Disayangkan lagi di album "Rockestra" ini beberapa karya yang betul-betul rock milik SAS (katakanlah misalnya "Larantuka" atau "Sansekerta) tidak ikut dimasukkan dalam tracklist. Juga Giant Step, Golden Wing, Slank, Edane dan beberapa grup lain seperti Rasela, C'Blues. Padahal 2 grup rock 70-an itu punya hits nasional yaitu "Ikhlas" (C'Blues) atau "Kupergi Bersama Lagu" (Rasela). Bahkan "Ikuti"nya Edane tak terjamah sama sekali. Mungkin ini adalah ekspektasi yang berlebihan, siapa tahu Erwin telah menyiapkan lagu-lagu rock Indonesia tersebut untuk proyek Rockestra yang selanjutnya. Toh, arransemen yang dibuat Erwin Gutawa memang megah dan grand. Tapi belum menyentuh karakter rock yang sebetulnya. Simak lagu Harry Roesli "Malaria" yang sebetulnya merupakan metafora protes sosial ketika dibawakan Kikan Cokelat jadi seonggok lagu pop balada yang gak puguh. Sayang banget. Padahal dari departemen lirik saja, lagu yang dirilis Harry Roesli pada album "Philosophy Gang" itu sudah berkesan anti-established dan mbalelo. Simak saja petikan liriknya:

Lanjutkan saja hidup ini
Sebagai nyamuk malaria.....

Beberapa track yang agak lumayan adalah "Kemarau" (Oetje F Tekol) yang dipopulerkan New Rollies pada tahun 1979 terdengar lebih tebal dan ngerock oleh Armand Maulana. Juga duet yang unik antara Andy /rif dan Roy Jeconiah Boomerang pada lagu "Kehidupan" (Jockie Soerjoprajogo) yang dipopulerkan God Bless. Juga interpretasi yang pas oleh pendatang baru Ryo Damara pada lagu "Hilangnya Seorang Gadis". Atau Yopie Mata yang menyanyikan "Rock Bergema" (Roxx). Catatan lain, penyanyi yang tampil kayaknya berkisar dari itu ke itu saja. Kurang variatif (mungkin karena izin dari pihak label diluar Sony BMG ?). Namun toh dengan munculnya Achmad Albar dan Nicky Astria di album ini, membuat album "Rockestra" ini juga menyimpan nilai nostalgia. Dan yang bikin gemes adalah "Overture" yang merupakan potpurry sederet hits God Bless. Rasanya inilah track yang paling mewakili idiom "Rockestra" yang sesungguhnya. Dan London Symphony Orchestra melakukan tugasnya dengan baik.

TRACKLIST

1.OVERTURE (GODBLESS MEDLEY)
2.KEHIDUPAN
3.HILANGNYA SEORANG GADIS
4.ROCK BERGEMA
5.MALARIA
6.PERANG DENGAN HATI
7.JENUH
8.KASIH TAK SAMPAI
9.KUINGIN
10.SESAL
11.KEMARAU
12.JANGAN ADA ANGKARA
13.BENDERA

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n

Senin, November 20, 2006

Maksim - Electrik













Judul Album : Electrik
Artis: Maksim
Label: EMI
Tahun: 2006
Produser: Tonci Huljik & Heigo Tani

Pianis asal Kroatia Maksim muncul lagi dengan album terbarunya. Masih tetap dengan konsep "crossover" yang menjembatani antara pesona klasik dan pop. Dan di album "Elektric" ini Maksim mencoba menyusupkan nafas rock. Untuk rhythm section Maksim percaya pada loop programming. Ini jualah yang membuat pendengaran kita nyaris terganggu dengan beat-beat yang kaku dan fleksibel. Terlalu rapih. Seandainya Maksim mau menggunakan drummer beneran maka mungkin greget album ini kian terasa.

Seperti album-album terdahulunya, Maksim banyak bekerjasama sama dengan pemusik dan komposer senegaranya yaitu Tonci Huljik. Di album ini Huljik menyisipkan 4 buah komposisinya. Huljik bahkan berani menyilangkan raungan gitar elektrik dalam beberapa track. Konsep "classic meets pop" sangat menyempal disana-sini. Tonci Huljik selain menggarap Maksim dengan konsep campur-sari itu juga pernah sukses menggarap album-album milik Bond, Wild hingga Twelve Girls Band. Tampaknya Huljik memang terampil sebagai peramu 2 ranah musik yang berbeda karakter ini. Sebahagian besar repertoar klasik yang dimainkan Maksim di album ini memang berasal dari era Romantik di abad ke 19. Misalnya saja , bagaimana Maksim membawakan salah satu petilan dari opera karya Giuseppe Verdi "Il Travotorre" (1853) dengan semangat "urban". Juga repertoar karya Edvard Grieg yang mengadaptasi karya Henrik Ibsen "Peer Gynth" dengan gaya "romantic orchestral". Dan tak ketinggalan Maksim menyodorkan karya 2 komposer asal Prancis yaitu Faure' dan Georges Bizet yang condong ke choral music seperti opera "Carmen" (1875) nya Bizet dari novel karya Prosper Merimee di tahun 1846.

Toh, Maksim tak mau hanya menyibak era Romantik saja. Simak misalnya pengaruh gaya musik Celtic pada komposisi karya Troy Donockley bertajuk "Natrach".Atau saat Maksim menginterpretasikan ulang music score karya Hans Zimmer dari film "Beyond Ranggon" garapan sutradara John Boorman. Disini Maksim menyiasiati kecenderungan bunyi-bunyian etnik Asia Tenggara seperti yang ditulis Zimmer untuk score "Beyond Rangoon". Bahkan pada track terakhir Maksim malah membawakan lagu milik grup Swedia ABBA "The Way Old Friends Do" dari album "Supertrouper" di tahun 1980.

Aura album Maksim ini memang sangat Eropis. Kesemuanya berbalut dengan rhythm section khas generasi MTV yang maaf......seperti kurang penjiwaan. Apabila asumsinya ingin memperkenalkan repertoar klasik pada kuping anak muda, toh tak mesti harus kaku terutama dalam penggarapan pola arransemen rhythm section. Penyajiannya masih bisa kok disikapi dengan cara yang lebih lentur dan luwes.

TRACK LIST

1.Il Travotorre/Gipsy Maid (From Il Travotorre)
2.Requiem/Requiem (From Requiem)
3.Child In Paradise
4.Anthem
5.Pier Gynth/Hall Of The Mountain King -
6.Natrach -
7.Beyond Rangoon : Waters Of Irrawady -
8.March Of The Icons
9.Tango In Ebony
10.Carmen Entr'acce
11.Prelude And Fugue In C Minor/Prelude In C -
12.Requiem /In Paradisum (From Requiem) -
13.The Way Old Friends Do -

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n

Senin, November 13, 2006

Endah N' Rhesa - Nowhere To Go













Judul Album: Nowhere To Go
Artis: Endah n’ Rhesa
Label: REI Project
Tahun: 2006

Mendengarkan 7 lagu dari duo Endah n’ Rhesa di album "Nowhere to Go" ini seakan-akan kita dibawa ke suasana alam yang damai, di mana kuping kita tidak dipaksa untuk mendengarkan nada-nada rumit, melainkan dibuai oleh alunan duet gitar akustik dan bass. Kalau menurut saya pribadi, lagu-lagu yang bernuansa acoustic pop-folk-jazzy ini adalah merupakan proses pematangan berkarya dari Endah sendiri yang sudah kenyang untuk menjelajahi genre musik dengan gitar.

Album ini diawali oleh hentakan gitar akustik dari Endah yang membawakan lagu yang berjudul “Bad Lecturer”, ada sedikit sentuhan style dari Beautiful South pada lagu ini, terutama pada stroke nya Endah di gitar akustiknya. Lagu-lagu bernuansa acoustic pop jazzy sangat ketara di lagu-lagu “Blue Day”, “Uncle Jim” dan juga “Understand Me”

Lagu ketiga yang berjudul “When You Love Someone” adalah lagu jagoan dari duo Endah n’ Rhesa di mana lagu ini sempat menduduki 10 besar top download di IM:port. Lagu manis ini memang punya potensi untuk jadi hits, di mana lirik yang begitu puitis dan juga suara gitar akustik Endah ditingkahi dentuman bass gitar Rhesa yang sekaligus menjaga beat dari keseluruhan lagu membuat lagu ini menjadi sangat catchy dan nyaman untuk didengar.

Lagu keempat yang berjudul “Living With Pirates” mewakili nuansa folk-rock versi akustik minus drum, di mana basic lagunya sendiri adalah rock & roll, yang ditingkahi sentuhan pada akustik guitalele pada part solo yang dilakukan oleh Rhesa (selain memainkan electric bass, Rhesa ini juga memainkan guitalele).

Sangat menarik kalau melihat bagaimana duo ini menciptakan sebuah lagu yang didedikasikan untuk almarhum Munir dari Kontras yang tewas di perjalanan ke Belanda tempo hari. Judul lagunya adalah “Thousand Candles Lighted”, dengan ritme hentakan konstan bass nya Rhesa, lalu stroke gitar Endah yg ekspresif membuat lagu ini enak diikuti lirik maupun iramanya.

Selain itu perlu diketahui bahwa duo ini mendistribusikan cd album mereka ini secara indie dan juga melalui IM:port untuk digital full-track serta RBTnya

TRACKLIST

1. Bad Lecturer
2. Blue Day
3. When You Love Someone
4. Living With Pirates
5. Uncle Jim
6. Thousand Candles Lighted (Dedicated to Munir Kontras)
7. Understand Me

by abang edwin sa

Julio Iglesias - Romantic Classics













Judul Album: Romantic Classics
Artis: Julio Iglesias
Label: Sony BMG/Burgundy
Tahun: 2006
Produser: Albert Hammond & Robbie Buchanan

Menyimak album ini seolah membolak-balik lembaran album dari era ke era. Seolah jukebox yang menyembulkan lagu-lagu yang menjadi highlight di eranya. Dan dinyanyikan oleh seorang balladeer dengan aksen Spanyol yang khas. Ramuan ini pastilah akan bermuara di atmosfer romantis. Kekuatan inilah yang masih digali pada sosok seorang pria paruh baya yang bernama Julio Iglesias. Setidaknya Julio Iglesias mengajak pendengarnya melompat dari era 60-an, 70-an hingga 80-an. Jika Iglesias menyanyikan lagu era 60-an dan 70-an seperti "Everybody's Talkin' nya Harry Nillson, "The Most Beautiful Girl" nya Charlie Rich, "It's Imposible" nya Louis Prima maupun "This Guy's In Love With You" nya The Lettermen. Rasanya no wonder, karena Iglesias memang merasakan era tersebut. Tapi yang unik adalah ketika Julio Iglesias membawakan beberapa lagu yang menjadi hits di era 80-an seperti "Careless Whispers" (Wham), "Drive" (The Cars), "Right Here Waiting" (Ricahrd Marx) serta 2 track dari grup rock Foreigner "I Want To What Love Is" dan "Waiting For A Girl Like You". Bahkan untuk wilayah edar di Indonesia,album ini menyertakan 2 bonus track masing-masing "Crazy" nya Willie Nelson dan "All Of You" yang pernah dinyanyikannya secara duet bersama Diana Ross di tahun 1984, kini dinyanyikan bersama Anggun. Iglesias pun berupaya menyanyikannya dalam lirik bahasa Indonesia yang diterjemahkan oleh Glen Fredly. Kabarnya di tiap negara, Iglesias mencoba berduet dengan penyanyi lokal. Di Filipina ia berduet dengan Lea Salonga. Sudah barang tentu ini merupakan gimmick marketing yang lumayan jitu untuk "car-muk" di berbagai negara.

TRACK LIST

1.Everybody’s Talking
2.How Can You Mend A Broken Heart
3.Careless Whispers
4.Always On My Mind
5.Waiting For A Girl Like You
6.Drive
7.I Want To Know What Love Is
8.Right Here Waiting
9.This Guy’s In Love With You
10.The Most Beautiful
11.It’s Impossible
12.Crazy
13.All Of You

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Jumat, November 10, 2006

Pat Metheny & Brad Mehldau - Metheny-Mehldau













Judul Album: Metheny - Mehldau
Artis: Pat Metheny & Brad Mehldau
Label: Nonesuch
Tahun: 2006

Ini adalah album kolaborasi lintas generasi. Gitaris Pat Metheny terpaut usia dengan pianis Brad Mehldau sekitar 16 tahun. Metheny adalah gitaris yang banyak disoroti karya-karyanya pada era 80-an. Sedang Brad Mehldau adalah pianis yang berkibar di tengah era 90-an. Kedua pemusik jazz ini, sama-sama memiliki latar musik rock yang lumayan kuat. Mehldau dalam beberapa album solonya malah banyak menginterpretasi ulang grup-grup pop seperti The Beatles hingga Radiohead. Alhasil ketika keduanya sepakat berkolaborasi, latar belakang musik rock itulah yang juga membingkai frame musiknya. Dan ketika menyimak isi album yang berdurasi sekitar satu jam lebih beberapa menit, maka kesan yang mencuat ke permukaan adalah mereka berdua sangat kolaboratif. Tak ada saling intimidasi. Melainkan ibarat sepasang kekasih yang tengah mabuk kepayang, keduanya saling "merangkul" dan "menggenggam" tangan.Suara piano terdengar sangat "chemistry" dengan bunyi bunyian gitar Metheny yang bermain dengan gitar akustik (salah satunya dengan gitar baritone), elektrik dan gitar synthesizers.

Patut diakui ada enerji tersendiri dari pencapaian bunyi piano yang dimainkan Mehldau dalam "berdialog" dengan gitar yang dimainkan Pat Metheny. Mehldau lebih bertenaga dengan improvisasi yang menyeruak dalam cengkraman bunyi gitar Metheny. Ini sudah pasti berbeda dengan pencapaian harmoni suara antara gitar Metheny dan permaianan synthesizers Lyle Mays dalam beberapa album Pat Metheny terdahulu. Baik Mays dan Mehldau memang memiliki nuansa yang berbeda-beda. Yang jelas album ini lebih cenderung mengetengahkan silang bunyi gitar dan piano yang berkesan "dialogis". Percakapan keduanya memang sangat menghargai spasi. Pendengar yang jelas bisa menikmati permainan kedua pemusik berbakat ini dengan tenang. Banyak ruang untuk bernafas, mungkin sangat berbeda jika kita menyimak album kolaborasi Pat Metheny di tengah era 80-an bersama Ornette Coleman "Song X" yang nyaris tak memberi ruang sedikitpun bagi pendengar untuk menghela nafas.

Album Metheny - Mehladau ini bisa disejajarkan dengan album kolaborasi Pat Metheny dengan bassist Charlie Haden di tahun 1997 "Beyond The Missoury Sky" (Short Stories). Ada 10 komposisi yang bisa disimak di album ini. 8 Diantaranya merupakan duet antara Metheny dan Mehldau. Selebihnya menampilkan band pengiringnya Mehldau yaitu Larry Grenadier (bassist) dan Jeff Ballard (drums) seperti komposisi bertajuk "Ring Of Life" yang menampilkan permainan gitar synthesizers-nya Pat Metheny. Unsur rock sangat mempengaruhi karakter komposisi yang ditulis Pat Metheny. Ada 7 komposisi yang ditulis oleh Pat Metheny, sisanya merupakan karya Brad Mehldau. Kalau ingin menyimak petikan gitar Pat Metheny dengan gitar akustik, maka simaklah komposisi seperti "Summer Day" maupun "Make Peace". Jangan lewatkan sebuah sajian yang indah dan imajinatif pada komposisi "Find Me In Your Dreams". Konon komposisi ini dipersembahkan Pat Metheny buat sang isteri tercinta. Pada lagu "Make Peace", terasa nuansa yang seiring dengan makna judul lagunya: damai dan sarat imajinasi. Ini tentunya bermuasal dari permainan gitar baritone-nya Pat Metheny. Dan perbedaan usia serta pengalaman bermusik pun menjadi lumer dan mencair. Metheny dan Mehldau "berdialog" seolah kawan sepantar. Lancar......!!!!

TRACK LIST

1.Underquited
2.Ahmid-6
3.Summer Day
4.Ring Of Life
5.Legend
6.Find Me In Your Dreams
7.Say The Brother's Name
8.Bachelors III
9.Annie's Bittersweet Cake
10.Make Peace.

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Selasa, November 07, 2006

Panic At The Disco - A Fever You Can't Sweat Out













Judul Album: A Fever You Can't Sweat Out
Artis: Panic At The Disco
Label: Fueled By Ramen
Tahun: 2005
Produser: Matt Squire

Mungkin betul apa yang tertera dalam bentuk grafitty di mana-mana "Punk Is NotDead". Punk memang belum mati dan gak ada matinye. Sudah banyak kita denger parapunk revivalist yang menyeruak tegar dengan album-albumnya, termasuk diantaranya Panic At The Disco, kelompok pengusung "emo" atau mungkin lebih tepat disebut pop-punk. Dan kalo anda tidak menyukai vokalis yang kelewat ekspresif atau tidak menyukai mengernyitkan dahi lantaran barisan lirik lagunya terlalu personal. Maka album ini sudah seharusnya anda singkirkan jauh-jauh. Karena anda akan panik jika menyimaknya. Tapi mereka tetap cerdik mengatur lalu-lintas bunyi. Walau bunyi-bunyi pun tidak berposisi sebagai panglima. Panic At The Disco adalah kuartet asal Las Vegas yang terdiri atas Ryan Ross(gitar,dia juga yang menulis lagu-lagunya), Brendan Urie (vokal,gitar), SpencerSmith (drum) dan Brent Wilson (bas). Gamblang, lugas dan apa adanya, itulah lirik yang dituangkan dalam sebagian repertoir di debut album Panic At The Disco yang berkesan naratif.

Coba simak lirik hit single "I Write Sins Not Tragedies" :

Well imagine, as I'm pacing the pews in a church corridor
And I can't help but to hear,
no I can't help but to hear an exchanging of words
"What a beautiful wedding, what a beautiful wedding " says a bridesmaid to the waiter.
"Ah yes, but whatta shame, whatta shame,
the poor groom's bride is a whore"

Atau simaklah lagu dengan judul puannjang tentang ketenatan : "The OnlyDifference Between Martyrdom and Suicide Is Press Coverage":

Dear studio audience !!!
I have an announcement to make
It seems the artist these days are not who you think
So we'll pick back up on that on another page
And I believe
This may call for a proper introduction
And well, don't you see
I'm the narrator and this is just the prologue

Dan Panic At The Disco bukanlah grup disko, meskipun yang mendengarkan tak ada larangan untuk menggoyangkan sekujur tubuh.

TRACKLIST

1. Introduction
2. The Only Difference Between Martyrdom and Suicide Is Press Coverage
3. London Beckoned Songs About Money Written By Machines
4. Nails for Breakfat, Tacks for Snacks
5. Camisado
6. Time To Dance
7. Lying Is The Mos Fun a Girl Can Have Without Taking Her Clothess Off
8.I ntermission
9. But It's Better If You Do
10. I Write Sins Not Tragedies
11. I Constantly Thank God For Esteban
12. There's A Good Reason These Tables Are Numbered Honey,You Just Haven't
13. Build God, Then We'll Talk

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Randy Crawford/Joe Sample - Feeling Good













Judul Album: Feeling Good
Artis: Randy Crawford/Joe Sample
Label: Emarcy/Universal Music
Tahun: 2006
Produser: Tommy LiPuma & Joe Sample

Apabila Randy Crawford berduet dengan gemerincing piano Joe Sample di album"Feeling Good", bisa jadi ini bak reuni yang sesungguhnya. Karena di tahun 1979 Randy Crawford tampil sebagai vokalis tamu dalam album "Street Life" dari The Crusaders, grup jazz yang didukung oleh pianis Joe Sample. Permainan piano akustik Sample yang akurat serta berartikulasi jelas rasanya sepadan dengan qua-vokal Crawford yang banyak memproduksi vibrasi dan soulful. Ini ditunjang pula dengan dukungan latar musik yang menghadirkan Ray Parker Jr(gitar) hingga Steve Gadd (drums).

Album ini merupakan perpaduan dari beberapa lagu-lagu standar dan baru seperti"All Night Long", "When I Need You" atau "Everybody's Talking". Beberapa diantaranya justeru memang pernah dibawakan Randy Crawford pada album solonya "Secret Combination" (1981) yaitu "Rio De Janeiro Blue" yang menggunakan idiom musik Brazil. Setiap note yang dihasilkan Crawford dibayangi dentingan piano Sample yang menempel akurat. Sample memang piawai memilih nada-nada yang intim di kuping penikmatnya. Ibarat menikmati roti, piano Sample adalah selai yang melekat dalam setiap rongga-rongga roti. Setara dengan tajuk album ini, niscaya membuat yang mendengarkan dalam kondisi "feeling good".

Buktikan saja..

TRACKLIST
1.Feeling Good
2.End Of The Line
3.But Beautiful
4.Rio De Janeiro Blue
5.Lovetown
6.See Line Woman
7.I Want Some More
8.Everybody's Talking
9.When I Need You
10.Danceland
11.All Night Long
12.Late Late Show
13.Mr Ugly

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Lee Ritenour - Smoke ‘N' Mirrors













Judul Album: Smoke ‘N' Mirrors
Artis: Lee Ritenour
Label: Peak
Tahun: 2006
Produser: Lee Ritenour

Lee Ritenour memang lumayan produktif dalam merilis album. Rasanya baru kemarin kita menyimak album "Overtime" Lee Ritenour, eh.....kini muncul lagi album terbarunya "Smoke N' Mirror".

Ada ambisi yang tercerabut dari sosok Lee Ritenour jika menyimak album ini. Lee tampaknya ingin menjejalkan atmosfer World Music dalam kosakata musik yang lekat dalam dirinya selama ini: fusion. Tetap mengandalkan kepiawaiannya memainkan gitar elektrik dan akustik, Lee mengajak banyak pemusik tamu di album ini mulai dari jazz (Dave Grusin, PatriceRushen, Alex Acuna, John Pattituci, Sheila Escovedo, Vinnie Colaiuta, MelvinDavis, Oscar Seaton, Paulinho DaCosta), hingga pemusik bernuansa etnik ada Brazil (Danillo Caymmi, Daniel Jobim), India (Satnam Ramgortha), hingga Afrika (RichardBona, Zamajobe, Tlale Makhene).

Lee ibarat pelukis yang mengaduk-aduk sekian banyak warna menjadi spektrum yang integrated. Bayangkan, betapa telatennya Lee mematut dan memadankan begitu banyak kecenderungan bermusik mulai dari funk, samba, raga, soulful voices hingga jazz standar. Eksotisme inilah yang ingin dicapai Lee Ritenour di album ini. Jelas aura carnaval memang sesekali mencuat dari keseluruhan isi album. Pintarnya, Lee memilih strategi yang mungkin sudah klise tapi masih mempan, yaitu menampilkan karya-karya remake semisal lagu "Lovely Day" BillWithers, "Forget Me Not" nya Patrice Rushen yang kental nuansa R&B nya. Atau dengan cerdik Lee Ritenour mendaur ulang komposisi gitaris jazz Gabor Szabo di tahun 1966 "Spellbinder" atau komposisi trumpetis Freddy Hubbard "Povo"dari album "Sky Dive" ditahun 1972. Atmosfer straight-ahead jazz sangat terasa didua komposisi tadi.

Nah, disisi lainnya Lee mencoba menggali nuansa tropikal Afrika antara lain dengan meremake karya Dave Grusin "Southwest Passage" dari album "Migration" ditahun 1989. Juga pada komposisi bertajuk "Memeza" yang ditulis oleh Kamwendo/Konesha/Zamajobe dan dinyanyikan dengan atmosfer tribal oleh vokalis Zamajobe dari Afrika Selatan. Untuk gaya Brazilian, Ritenour menghadirkan vokalis Brazil semisal Daniel Jobim. Walaupun Brazillian Style bukanlah barang baru dalam lembaran diskografi LeeRitenour seperti yang telah kita ketahui album-album "In Rio"(1979), "Harlequin"(1984) atau "Festival" (1988). Simak juga permainan tabla yang impulsif dari Satnam Raghorta. Lee sendiri menulis sekitar 7 komposisi orisinal yang berkarakter "cross-over"yaitu "Smoke N'Mirrors", "Capetown", "Water Edge", "Township", StoneCool", "Motherland" maupun "41/2 Storms".

Alhasil, menyimak album ini kita seperti digiring untuk menapaki kantung-kantung musik yang pernah dimainkan Lee disepanjang karir musiknya sejakera 70-an hingga sekarang

TRACK LISTING

1.Smoke N' Mirrors
2.Capetown
3.Southwest Passage
4.Water Edge
5.Blue Days (Diaz Asuis)
6.Spellbinder
7.Memeza
8.Povo
9.Lovely Day
10.Townships
11.Forget Me Not
12.Stone Cool
13.Motherland
14.4 1/2 Storms

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Justin Timberlake - FutureSex/Love Sound













Judul Album: FutureSex/Love Sound
Artis: Justin Timberlake
Label: Jive-Zomba/Sony BMG
Tahun: 2006
Produser: Justin Timberlake,Timbaland

Jika beberapa waktu silam Michael Jackson dianggap ingin "memutihkan" kulitnya yang hitam. Maka kini Justin Timberlake justeru ingin "menghitamkan"kulitnya yang putih. Mantan personil N'Sync ini memang kadung berkubang di genre R&B yang blackey. Jika di album solo sebelumnya "Justified" Timberlake seperti ingin menjadi impersonator Jacko, maka diluar dugaan di album terbarunya"Futuresex/Lovesound" ia malah berada dibalik bayang-bayang Prince, pemusik yang beroposisi dengan Michael Jackson.

Keinginan Timberlake untuk tampil lebih funk, sangat diakomodir oleh Timbaland sebagai produser album. Juga ada nama-nama sohor lainnya seperti Rick Rubin dibalik penggarapan album ini. Dan, Timberlake memang ingin menjadi sex simbol di album ini, seperti yangdiperlihatkan Prince dalam segenap repertoirnya di dekade 80an-90-an silam. Simak cuplikan lirik dari track pertama album ini, Future Sex/Love Sound :

I Can't stop you've turn me on,
and I'm in your thought baby.
So just let'em go, coz all I need is a moment.
to give you my tongue, and put ya outta control.
After let in, skin to skin

Hmmm....Timberlake bener-bener berubah di album ini. Atmosfer Prince bisa kita rasakan (simak hembusan vokalnya yang squecky) pada beberapa track semisal "MyLove", "Lovestoned", "Chop Me Up". Atau kita terseret antara imaji Marvin Gaye dan Prince dalam "Damn Girl". Juga terasa kejeniusan Timberlake pada track yang berpihak ke ballad seperti "Until The End Of Time". Dan putarlah "(Another Song) All Over Again" di larut malam, Justin yang ber "quiet storm" seolah menggoda disamping anda.

TRACKLIST

1.FutureSex/Love Sound (George Michael)
2.Sexyback
3.Sexyladies
4.My Love
5.Lovestoned
6.What Goes Around
7.Chop Me Up
8.Damn Girl
9.Summer Love
10.Until The End Of Time
11.Losing My Way
12.(Another Song) All Over Again

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Al Di Meola - Consequence Of Chaos













Judul Album: Consequence Of Chaos
Artis: Al Di Meola
Label: Telarc
Tahun: 2006
Produser: AL di Meola

Belakangan ini banyak sekali pemusik baik pop, rock maupun jazz yang mencoba kembali ke khittah. Kembali ke musik yang melambungkan popularitas merekadi era kejayaan.

Satu diantaranya adalah gitaris fusion Al Di Meola yang menggagas memainkan musik yang pernah ia torehkan ketika bergabung dalam grup jazz rock nya Chick Corea "Return To Forever" di era 70-an maupun era solo Al Di Meola di dasawarsa 70-an hingga 80-an. Al Di Meola yang tipikal Latin fret-shred ini seolah bernapak-tilas. Simaklah "Tempest" yang berdurasi sekitar 9 menitan itu dengan sinkopasi ritmik nan menantang. Ini mengingatkan kita pada era Return To Forever ataupun era album solonya "Land Of Midnight Sun".

Jika anda penyuka prog-rock maupun fusion, maka selain "Tempest" dipastikan anda akan ikut dalam sebuah perjalanan musik yang sangat complicated seperti "Africana Suite" maupun "Hypnose". Tapi simak pula intimacy antara Di Meola dan Chick Corea yang ber interplay dalam lagu "Cry For You". Komposisi ini memang seolah dialog antara gitar dan piano yang menawan. Juga dengan tema mellow yang menawan adalah "San Marco(Vecchio)" yang menutup materi album Al Di Meola ini. Chick Corea (keyboards) yang didukung Steve Gadd (drums) lalu tampil bersama Al Di Meola dan John Pattitucci(bass) dalam "Red Moon" ........tiba-tiba saya merasa seperti menyimak reuni Return To Forever. Al Di Meola dengan semangat world music yang kuat juga menjelajah ke wilayahTimur dengan komposisi bertajuk "Tao" dan "Black Pearls".

Album ini membuktikan bahwa Al Di Meola masih berada diundakan puncak ketika mencoba napak tilas pada saat paruh era 70-an ia direkrut Return To Forever menggantikan gitaris Bill Connors. Saat itu Di Meola masih mengenyam pendidikan di Berklee College of Music di Boston.

TRACK LIST
1.San Marco (Moderna)
2.Turquoise
3.Odysey
4.Tao
5.Azucar
6.Sanctuary
7.Hypnose
8.Red Moon
9.Cry For You
10.Just Three Words
11.Tempest
12.Storm Off-Shore
13.Black Pearls
14.Africana Suite
15.San Marco (Vecchio)

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Elton John - The Captain & The Kid













Judul Album: The Captain & The Kid
Artis: Elton John
Label: Mercury/Universal Music
Tahun: 2006
Produser: Elton John

Elton John melakukan napak-tilas yang sesungguhnya di album terbarunya"The Captain & The Kid". Dia seolah merekonstruksikan semua yang telah dilakukannya sekitar 30 tahun silam saat menghasilkan sebuah album masterpiece "Captain Fantastic and The Brown Dirt Cowboy" (1975). Elton menggamit mitranya menulis lagu Bernie Taupin. Bahkan dua pemusik pengiringnya dahulu juga diajak kembali yaitu Davey Johnston (guitar, banjo) dan Nigel Olsson (drum).

Pada albumnya yang ke 44 ini, Elton memang berupaya ingin balik ke era tahun1975. Simak dengan cermat struktur melodi lagunya seperti "Old 67" yang mengingatkan kita akan ballad "Someone Saved My Life Tonight Tonight" di album"Captain Fantastic and The Brown Dirt Cowboy". Pola penulisan lirik Bernie Taupin tetap memperlihatkan kualitas tersendiri. Taupin seperti biasa banyak menggurat metafora sekaligus puitik. Atmosfer sosial politik pun dipaparkannya, seperti pada lagu "Postcard FromRichard Nixon". Bernie Taupin pun menyajikan tema tentang ketergantungan pada narkoba dalam lagu "And The House Fell Down". Bahkan dunia hiburan yang dijejaki Elton John dikelupas dalam "Just Like Noah's Ark". Lagi-lagi Taupin menjejalkan metafora disini. Kita memang seolah terseret pada pusaran romantika kehidupan era 70-an tatkala melodi masih bertahta. Kerinduan terhadap aura Elton John terpupuskan ketika menyimak lagu "Blues Never Fade Away". Dan jangan lupa Elton John masih mampu menyajikan permainan piano yang jernih, bening dan artikulatif.

Mendengar album ini seolah menyatukan kembali sekuel album yang tercerai berai selang 31 tahun lamanya.

TRACK LIST

1.Postcard From Richard Nixon
2.Just Like Noah's Ark
3.Wouldn't Have You Any Other Way(NYC)
4.Tinderbox
5.And The House Fell Down
6.Blues Never fade Away
7.The Bridge
8.I Must Have Lost It On The Wind
9.Old 67
10.The Captain & The Kid

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

George Benson & Al Jarreau - Givin' It Up













Judul Album: Givin' It Up
Artis: George Benson & Al Jarreau
Label: Concord
Tahun: 2006

Terlepas dari kesan sensasi yang mencuat dari proyek kolaborasi antara singing guitarist George Benson dan penyanyi Al Jarreau, album ini juga memperlihatkan betapa pentingnya harmoni dari sebuah duet dengan dua karakter yang sama-sama menonjol. Mungkin karena sosok mereka yang sudah mengantungi jam terbang tinggi, menjadikan duet ini tak sekedar "cari perhatian" saja.

George Benson, semula adalah gitaris yang kemudian menjajal kemampuan vokal. Sementara Al Jarreau adalah penyanyi yang sering menyusupkan "voicing" meniru bunyi-bunyi-an instrumen musik. Benson sendiri terkenal karena senantiasa melakukan "scat singing" secara simultan dengan solo gitarnya. Prinsipnya kedua jazzer ini memang sudah terbiasa dengan melakukan "scat-singing" meskipun dengan karakter dan warna yang berbeda. Dari 13 lagu yang ada di album ini, 4 diantaranya adalah lagu baru yaitu "Givin' It Up For Love", "Let It Rain", "Don't Start No Sctuff" dan "All IAm". Selebihnya adalah hit lawas dari Al Jarreau dan George Benson serta lagu-lagu yang pernah dipopulerkan oleh artis/pemusik lain seperti "God BlessThe Child" karya Arthur Herzog Jr dan Billie Holiday yang dipopulerkan Billie Holiday di tahun 1933 hingga "Ordinary People" yang dipopulerkan oleh JohnLegend di era milenium ini.

Track pembuka memang seolah ring-a-bell, dengan dipilihnya "Breezin'" komposisi instrumental gitar Benson yang pernah meraih Grammy Award di paruh era 70-an. Lalu keduanyapun berduet dalam hitsnya Al Jarreau di tahun 1983 "Mornin''(ciptaan David Foster, Jay Graydon dan Al Jarreau). Di lagu yang cheerful ini, Benson menyelusupkan permainan gitarnya yang menawan. Lagu ini tampaknya memang dijadikan unggulan untuk album duet ini.

Album ini bisa disebut "fifty-fifty" antara mengejar pangsa pop (terutama penyimak smooth jazz) dengan yang sedikit idealis semisal ketika Jarreau dan Benson menginterpretasikan 2 komposisi dari album Miles Davis dalam bentuk jazz vocal yaitu "Four" dari album "Workin' (1957) Miles Davis Quintet dan "Long Come Tutu" karya Marcus Miller dari album "Tutu" (1986) Miles Davis. Interpretasi atas karya instrumental ke dalam vokal memang kepiawaiantersendiri dari Al Jarreau yang sebelumnya sukses memvokalkan karya instrumental Chick Corea "Spain" dengan lirik yang menawan atau ketika memasukkan lirik pada komposisi klasik "Blue Rondo Ala Turk".

Menurut saya, Al Jarreau adalah orang kedua setelah Jon Hendrick, yang sukses memberikan nyawa sebuah karya instrumental dalam balutan lirik yang sinkron. Lagu-lagu lawas lain yang dicover Benson-Jarreau di album ini dengan sentuhan yang bernas antara lain "Everytime You Go away" karya Daryl Hall yang dipopulerkan Hall & Oates hingga Paul Young. Juga karya folk-rock Seals & Croft"Summer Breeze" yang bergelimang harmoni menawan.

Cerdiknya, di album ini kita tak hanya menyimak duet Benson-Jarreau. Ada jugapenyanyi neo soul Jill Scott yang membawakan "God Bless The Child"nya BillieHoliday atau Patti Austin yang ditemani tiupan trumpet Chris Botti dalam "Let ItRain" sebuah komposisi anyar yang ditulis Barry Eastmond dan Al Jarreau. Ada pula lagu soul klasik Sam Cooke "Bring It On Home To Me" yang dihembuskan secara bluesy. Kematangan dua artis jazz ini didukung oleh line-up yang "mahal" mulai darikontribusi Herbie Hancock, Marcus Miller, Stanley Clarke hingga Patrice Rushen dan Vinnie Colaiuta.

TRACK LIST

1.Breezin'
2.Mornin'
3.Long Come Tutu
4.God Bless The Child
5.Summer Breeze
6.All I Am
7.Ordinary People
8.Let It Rain
9.Givin’ It Up For Love
10.Everytime You Go Away
11.Four
12.Don’t Start No Stuff
13.Bring It On Home To Me

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Rod Stewart - Still The Same...The Great Rock Classic Of Our Time













Judul Album: Still The Same...The Great Rock Classic Of Our Time
Artis: Rod Stewart
Label: J-Records
Tahun: 2006
Produser: Clive Davis

Clive Davis adalah produser tangguh yang menyimpan sejuta "gimmick" diindustri musik dunia terutama mengatrol kembali artis-artis "old skool" kepermukaan industri musik. Sudah banyak contohnya, mulai dari gimmick cameo pada serial album Santana atau serial American Song Book-nya Rod Stewart yang sudah mencapai jilid 4 itu.

Kini Clive Davis meminta Rod Stewart mengenakan celana jins dan knickers lagi, setelah sebelumnya Stewart terlihat menggunakan stelan tuxedo. Dari judul album ini, jelas sudah Rod Stewart ingin menyanyikan lagi sederet repertoir rock klasik. Dan untuk yang satu ini, musik rock, jelas Stewart adalah ahli yang telah "khatam". Maka Rod Stewart pun dengan trade-mark suara paraunya menyanyikan sebagian besar lagu-lagu rock yang di era-nya lebih tepat masuk kategori pop rock, softrock maupun country rock. Mengalunlah lagu-lagu rock era 70-an hingga 80-an seperti "Have You Ever Seen The Rain" (Creedence Clearwater Revival), "Fooled Around and Fell In Love"(Elvin Bishop), "I'll Stand By You" (The Pretenders), "Still The Same" (Bob Seger& Silver Bullet), "It's A Heartache" (Bonnie Tyler), "Day After Day"(Badfinger), "Missing You" (John Waite), "Father & Son" (Cat Steven), "The Best OfMy Love" (The Eagles), "If Not For You" (Bob Dylan), "Love Hurts"(Nazareth), "Everything I Own" (Bread) dan "Crazy Love"(Van Morrison).

Sayangnya, Stewart menginterpretasikan lagu-lagu di album ini lebih ringan, lebih poppish. Buktinya, mungkin banyak yang menduga Bonnie Tyler adalah penyanyi yang menjadi inspirasi Stewart, karena disini Stewart sama sekali tak mencuat aura rock-singer-nya. Padahal, di era 80-an Tyler sempat dijuluki "The Female Rod Stewart" dengan warna vokalnya yang raspy alias parau selaik Rod Stewart. Parahnya, lagi tak ada sesuatu yang baru dari sisi arransemen di sektor lagu-lagunya. Ini bertolak belakang ketika Stewart tampil dengan serial Great American Standar-nya.

Jadi ironisnya judul album ini "Still The Same" yang diambil dari hit Bob Seger & The Silver Bullet ini justeru menunjukkan arah atau isi album ini yang "sami mawon" dengan lagu-lagu orisinalnya. Letak kesalahannya mungkin karena Stewart sebetulnya memang rock singer sejati yang merasa kagok dan gamang ketika disodori setumpuk repertoir rock dinyanyikan ulang. Dan juga membingungkan pendengarnya, sebetulnya mau konsentrasi di lagu-lagu standar atau rock klasik?

TRACK LIST
1.Have You Ever Seen The Rain
2.Fooled Around and Fell In Love
3.I'll Stand By You
4.Still The Same
5.It's A Heartache
6.Day By Day
7.Missing You
8.Father & Son
9.The Best Of My Love
10.If Not For You
11.Love Hurts
12.Everything I Own
13.Crazy Love

DENNY SAKRIE
0818417357
kunjungi !!! http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Level 42 - Retroglide













Judul Album: Retroglide
Artis: Level 42
Label: W14/Universal Music
Tahun: 2006

Menyimak album "Retroglide" ini kita pasti akan berkesimpulan bahwa grup jazz funk fusion Inggeris ini tengah terjebak romantisme kejayaan masa silam. Apalagi di album ini beberapa personil "penting" masa lalu selain Mark King yang gigih mempertahankan Level 42, kembali bergabung dalam Level 42. Mike Lindup sang pemain keyboard masuk lagi ke Level 42 menggantikan posisi Lyndon Connah. Dua bersaudara Phil Gould dan Boon Gould ikut juga berkontribusi di album ini meskipun nama mereka tak tertera dalam kredit sampul albumnya. Lagu"Ship" yang ada di album ini ditulis oleh Phil Gould. Ini mengingatkan kita ketika Phil Gould ikut berkontribusi di album "ForeverNow" Level 42 (1994). Simak pula lagu "Clouds" yang ditulis oleh Mark King dan Phil Gould yang mengingatkan kita pada karakter khas lagu-lagu Level 42.

Sebetulnya "sound" Level 42 itu adalah bentukan dari gagasan musik Mark King dan 2 bersaudara Gould. Inilah yang menjadi cetak-biru karya-karya Level 42 terutama pada album-album awal seperti "Level 42" (1980), "Strategy/The EarlyTapes" (1982), "The Pursuit of Accidents" (1983), "Standing In The Light"(1983), "True Colors" (1984) hingga "World Machine" (1985).

Album ini memang merupakan perpaduan gaya funk Level 42 di era 80-an dangaya yang lebih ngepop di pertengahan 80-an hingga 90-anLagu yang berada di track pembuka "Dive Into The Sun" memang mengingatkan kita pada gaya Level 42 pada era Gould Bersaudara. Di lagu ini King tetap menghadirkan"trade-mark" permainan bass-nya yang mencakup melodi dan rhythm. Sedangkan "All I Need" atau "Rooted" memang lebih ceria dan poppish, sepertiyang kita jumpai pada Level 42 era awal 90-an.

Sayangnya, tak sedikitpun sesuatu yang baru bila mendengar album terbaru Level42. Mark King memang hanya terkesima pada masa lalu dan ingin ngumpul bareng dengan teman lama. Itu aja seeh!

TRACK LIST

1.Dive Into The Sun
2.Rooted
3.Way Back Home
4.Just For You
5.Sleep Talking
6.Retroglide
7.All Round
8.Clouds
9.Hell Town Story
10.Ship
11.All I Need

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Tony Bennet - Duets: An American Classic













Judul Album: Duets: An American Classic
Artis: Tony Bennet
Label: RPM/Columbia/Sony BMG
Tahun: 2006
Produser: Phil Ramone

Di usia ke 80,penyanyi yang telah melintasi 5 era mulai dari era 50-an hingga era milenium sekarang ini, masih tetap fresh and fit di industri. Kali ini Tony Bennet berkolaborasi dengan sederet penyanyi (pop) sohor di album bertajuk "Duets: An American Classic" seperti Paul McCartney, Elton John, James Taylor, Barbra Streisand, Juanez, George Michael, Dixie Chicks, Tim Graw dan banyak lagi.

Bernyanyi dengan sederet cameo sebetulnya bukan hal baru yang dilakukan Tony Bennett. Setidaknya, di tahun 2001 Tony Bennet pernah merilis album bertajuk "Playin' With My Friends: Bennet Sings The Blues". Di album yang mengetengahkan repertoar blues, Tony Bennet berduet dengan Ray Charles, BB King, Natlie Cole, Sheryl Crow, Diana Krall, K.D. Lang, Bonnie Raitt dan Stevie WonderPlayin' With My Friends: Bennet Sings The Blues (2001).

Seperti halnya album "Playin' With My Friends", album "Duets: An American Classic" juga digarap oleh produser Phil Ramone. Phil Ramone ini jua lah yang pernah menggarap album seperti ini pada tahun 1993 dan 1994 untuk album Franks Sinatra bertajuk "Duets" dan Duets 2" yang menyandingkan Sinatra dengan Anita Baker, Bono,Barbra Streisand, Charles Aznavour, Gloria Estefan, Aretha Franklin, Julio Iglesias, Liza Minneli, Luther Vandross, Carly Simon dan lainnya. Tony Bennet di album ini ditampilkan sesuai dengan jati diri musiknya selama ini, berbasis string orkestra atau big band yang elegan dan classy. Yang menyesuaikan diri dalam duet adalah para penyanyi cameo. Pengecualian mungkin pada lagu "Cold, Cold Heart" sebuah hit country karya Hank Williams yang dinyanyikan Bennet bersama penyanyi country Tim McGraw. Disini Tony Bennet malah mencair ke dalam nuansa country. Tapi yang menarik, duet di album ini menjadi lebih hidup karena direkam secara live dalam satu studio. Tony Bennet berdampingan langsung dengan mitra duetnya. Sangat interaktif memang. Dan mungkin disinilah sisi kejelian seorang Phil Ramone dalam menata album ini.

Alhasil, inilah album lintas generasi dan lintas genre yang patut disimak.

TRACK LIST

1.Lulaby Of Broadway
2.Smile
3.Put On A Happy Face
4.The Very Thought Of You
5.The Shadow Of Your Smile
6.Rags To Riches
7.The Good Life
8.Cold,Cold Heart
9.If I Rules The World
10.The Best Is Yet To Come
11.For Once In My Life
12.Are You Havin’ Any Fun ?
13.Because Of You
14.Just In Time
15.The Boulevard Of Broken Dreams
16.I Wanna Be Around
17.Sing,You Sinners
18.I Left My Heart In San Francisco
19.How Do You Keep The Music Playing

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id

PS : Thanks to Sony BMG Entertainment Indonesia especially Kunto,Mumu and Ernest !

Sting - Song From The Labyrinth














Judul Album: Song From The Labyrinth
Artis: Sting
Label: Deutsche Gramaphone
Tahun: 2006

Sting tak pernah stagnan. Dia tetap melakukan eksplorasi dalam musik.Dikenal sebagai hitmaker dalam kurun The Police di era 80-an. Meniti jazz dan rock di solo karir. Menyentuh world music,juga pernah dilakoninya. Singkatnya,Sting tetap mencari sesuatu dalam kemasan-kemasan musiknya. Makanya tak heran jika Sting menyentuh ranah klasik di album terbarunya "Songs From The Labyrinth".

Di album yang berisikan 23 tracks ini, Sting melakukan interpretasi ulang atas karya John Dowland, salah seorang komposer besar Inggeris yang sohor diabad 16-17 silam (1563-1626). Ciri utama karya-karya John Dowland adalah nada nada melancholia yang menyelimuti struktur komposisinya. Sangat dalam dan terkadang mengarah ke kekelaman. Meditatif, mungkin ini aura yang mencuat jika menyimak album Sting ini.Cenderung minimalis memang. Bayangkan vokal khas Sting hanya diiringi petikan instrumen petik mediavl yaitu luth. Luth disini dimainkan oleh Edin Karazamov, seorang maestro luth dari Sarajevo.

Untunglah kekosongan dimensi minimalis berhasil disiasati Sting dengan melakukan beberapa imbuhan yaitu sebuah harmonisasi vokal ala sixties yang ditempel pada beberapa lagu semisal "Fantasy", "Five Knack For Ladies" atau "The Lowest Tree Have Tops". Meskipun lagu-lagu ini berasal dari khazanah masa silam (seperti era petualangan Robin Hood dari hutan Sherwood), toh Sting tak merasa perlu mengubah style bernyanyinya yang tetap mengacu ke pop style. Contohnya lagu-lagu seperti "In The Darkness Let Me Dwell","Flow My Tears" maupun "Come Again" rasanya sangat familiar di kuping yang terbiasa mencerna musik pop.

Jika ingin menyimak sosok Sting dalam dimensi lain, album ini patutlah disimak.

TRACK LIST
1. Walsingham
2. Can she excuse my wrongs?
3. Ryght honorable: as I have bin most bounde unto your honor …
4. Flow my tears
5. Have you seen the bright lily grow
6. Then in time passing on Mr. Johnson died…
7. The Most High and Mighty Christianus the Fourth, King of Denmark
8. The lowest trees have tops
9. And accordinge as I desired ther cam a letter…
10. Fine knacks for ladies
11. From thenc I went to the Landgrave of Hessen…
12. Fantasy
13. Come, heavy sleep
14. Forlorn Hope Fancy
15. And from thence I had great desire to see Italy…
16. Come again
17. Wilt thou unkind thus reave me
18. After my departure I caled to mynde our conference…
19. Weep you no more, sad fountains
20. My Lord Willoughby’s Welcome Home
21. Clear or cloudy
22. Men say that the Kinge of Spain is making gret preparation…
23. In darkness let me dwell

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Miles Davis - Cool & Collected













Judul Album: Cool & Collected
Artis: Miles Davis
Label: Legacy/SonyBMG
Tahun: 2006
Produser: Steven Berkowitz

Terkadang banyak penikmat jazz yang ingin menikmati karya-karya maestro Miles Davis melayangkan pertanyaan : "album-album Miles yang mana yang harus disimak terlebih dahulu ?". Ini mengingat begitu banyaknya album-album milik Miles Davis, dan begitu banyak genre yang pernah dijelajahi Miles Davis. Ada Be Bop, juga ada Cool Jazz, Jazz Rock Fusion hingga Hip-Hop Jazz.

Kompilasi "Cool & Collected" ini rasanya memang bisa menjadi refleksi dari luasnya samudera diskografi nya Miles Davis. Paling tidak lagu "So What" yang tercerabut dari salah satu album esensial Miles Davis di era Cool "Kind Of Blue" terdapat di album kompilasi ini dengan format kuintet: Miles Davis (trumpet), Bill Evans (piano), Julian "Cannonball" Aderley (Saxophone), John Coltrane (saxophone).

Juga ada "Summertime" nya Gershwin dari "Porgy & Bess" yang menandai era kolaborasi Miles Davis dan Gil Evans.

Hampir semua track yang ada di album "Cool & Collected" sudah sangat dikenal dan konotatif dengan movement musik dari Miles Davis yang meninggal dunia 15 tahun silam tepatnya 28 September 1991. Ada "Miles Stones" yang belakangan cukup akrab disini karena dibuat "lounge" oleh Indra Lesmana Reborn. Juga komposisi standart seperti "Round Midnight" hingga "Stella By Starlight". Uniknya,di album kompilasi yang menampilkan kacamata Miles pada sampul album justeru mengikutsertakan track yang kurang dikenal seperti "Geneerique" yang diambil dari music score film Prancis "Ascenseur Pour Echafaud" yang digarap sutradara Louis Malle.

Dan track yang menyelinap ke pop, ketika Miles me-remake hits 80-an seperti "Human Nature" (Michael jackson" maupun "Time After Time" (Cindy Lauper) dari album "You're Under Arrest" (1985), album Miles yang banyak menuai kritik tajam. Jika "Geneerique" bisa masuk di kompilasi, rasanya track dari album seperti "Tribute To Jack Johnson" yang banyak ditingkahi rhythm funk n'rock yang kuat harus pula ditampilkan di album kompilasi ini.
Namun, toh dengan menu seperti ini saja,kita sudah bisa meraba-raba seperti apa sih musikalitas dari Miles Davis ini.

TRACKLIST

1.So What
2.Summertime
3.Geneerique
4.Stella By Starlight
5.Fran-dance
6.Miles Stones
7.'Round Midnight
8.Bye-bye Backbird
9.Sevens Steps To Heaven
10.Time After Time
11.E.S.P.
12.Human Nature

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

George Duke - In A Mellow Tone














Judul Album: In A Mellow Tone
Artis: George Duke
Label: BPM
Tahun: 2006
Produser: George Duke

Di era 70-an George Duke sempat bergabung dengan Frank Zappa dan bergelimang dengan ramuan musik serba eklektik, tiada batas. Duke juga artis solo yang produktif. Menjadi produser berbagai album pop, rock, R&B dan jazz. Pernah berkolaborasi dengan Stanley Clarke dan banyak proyek-proyek musik lainnya.

Di usianya yang terus bertambah, Duke masih belum pudar semangat bermusiknya. Nyaris tiap tahun George Duke merilis album baru. Dan tahun ini Duke baru saja merilis album bertajuk "In A Mellow Tone" yang diangkat dari ballad kesohor milik maestro Duke Ellington.

Menariknya di usia yang mematang ini Duke malah terlihat tidak terlalu ngotot, santai tapi soulful dan ekspresif. Misalnya, ia menginterpretasikan hitsnya bersama Stanley Clarke di tahun 1981 dengan penjiwaan yang tepat dan kita seolah kehilangan gravitasi saat menyimaknya.

Di album ini terlihat betapa George Duke ingin melakukan semacam pay a tribute untuk segenap pemusik-pemusik pendahulunya seperti George Gershwin, Duke Ellington hingga Rodgers and Hart. Untunglah Duke didukung dengan segenap pemusik andal seperti Airto Moreira (perkusi), Terry Lynn Carrington (drums), Brian Bromberg (bass akustik), Everette Harp (saxophone), Mike Miller (gitar), Dennis Farias (flugelhorn), Ray Fuller (gitar) dan Munygo Jackson (perkusi).

Intim, smooth, cool dan hangat itu aura yang mencuat jika kita menyimak 11 track di album ini yang berdurasi sekitar satu jam lebih sedikit. Simaklah "NeverWill I Marry" karya Frank Loesser yang pernah dimainkan Julian "Cannonball" Aderley di tahun 1990. George Duke memang sangat mengakrabi ballad tersebut. Maklum Duke memang pernah ikut tergabung dalam kelompoknya Cannonball Adderley. Cerdiknya Duke memang berhasil memilih repertoar yang melodinya kuat dan kaya, seperti jika kita menyimak pola melodi dari karya Lorenz Hart dan Richard Rogers "Spring Is Here" yang pernah dibawakan banyak artis jazz seperti Tony Ben net, Cannonball Aderley, Charlie Byrd, Nat King Cole,J une Christy atau John Coltrane. Di lagu ini anda pasti terkesima dengan sentuhan jemari Duke diatas bilah bilah tuts piano elektrik Fender Rhodes. Ketika membawakan karyanya sendiri seperti "So I'll Pretend" tiba-tiba Duke tampil minimalis secara trio. Jelajah akord pianonya luas. George Duke pun tetap tergelitik untuk menyajikan warna Brazillian lewat karya Sergio Mendes dan Alan Bergman dan Marylin Bergman "So Many Stars"(dari album Sergio Mendes & Brasil '66 "Look Around" di tahun 1968). Puncaknya adalah ketika George Duke menginterpretasikan " I Love You Porgy" karya musikal George & Ira Gershwin "Porgy & Bess".

Menyimak album ini laksana mendengarkan tutur pendekar di senja usia.Bijak dan meneduhkan.

TRACK LIST
1.In A Mellow Tone
2.For All We Know
3.Never Will I Marry
4.Spring Is Here
5.Sweet Baby
6.Down The Road
7.So Many Stars
8.So I'll Pretend
9.Quiet Fire
10.Just Because
11.I Love Porgy

DENNY SAKRIE
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n