Jumat, Februari 15, 2008

Suzanne Vega - Beauty & Crime













JUDUL ALBUM: BEAUTY & CRIME
ARTIST: SUZANNE VEGA
LABEL: BLUE NOTE RECORDS
TAHUN: 2007
PRODUSER: JIMMY HOGARTH

Sesuatu yang menarik jika mencermati karya dari singer/songwriter adalah sebuah karya yang kuat dalam ekspresi, terlebih menyeruakkan elemen personal, dan penuh tutur. Musiknya pun tak perlu cerlang cemerlang. Sesuatu yang minimalis kadang lebih maknawi. Ini pula yang masih bisa kita simak setelah mendengarkan album terbaru Suzanne Vega, yang mulai dikenal luas ketika mendendangkan “Luka” di paruh 80-an termasuk pula “Tom’s Diner” yang bercorak a capella.

Walaupun lama tak menggelontorkan karya, ternyata malah menjadikan album Suzanne Vega ini menjadi semacam penawar rindu dengan tema kemanusiaan yang kuat. Setidaknya, di album ini, keperihan akibat serangan teroris di Amerika Serikat pada 11 September masih menggenang seperti pada lagu “Angel’s Doorway”.
Suzanne Vega pun menuliskan lagu tentang tokoh tokoh heroiknya dalam beberapa lagu , seperti pada lagu “Edith Wharton Figurines” yang bercerita tentang novelis Edith Wharton :

See the portrait come to life
See the vanity behind
Cause in the struggle for survival
Love is never blind

Now, olivia lies under anasthesia
Her wit and wonder snuffed
In a routine operation
Her own beauty not enough,

Bahkan Suzanne Vega pun meretas pasangan selebritis yang banyak mengilhami karirnya seperti Frank Sinatra dan Ava Gardner dalam lagu “Frank and Ava” :

He’s so true. she is too. she says
I love you Frank and then they drank
All night. what a fight.
He says it isn’t me you’re thinking of

She’s cool. it makes him cruel
And they needle till the jewels
Go raining down upon the ground
She says its not enough to be in love

Musik yang mengiringi Suzanne Vega memang diniatkan lebih friendly mulai dari folk yang akustik, juga terasa citarasa bossanova.

Di album ini Suzanne Vega dibantu pencabik bass dari atti Smith Group yaitu Tony Shanahan, Martin Slattery pada piano, reeds dan brass section, Graham Hawthorne pada drums, Gerry Leonard pada gitar, Will Malonne pada arransemen orkestra serta produser Jimmy Hogarth yang juga memainkan gitar dan perkusi.

Suzanne Vega disini masih terampil memainkan emosi pendengar lewat terang-redupnya aransemen musik, tanpa membuat kuping penyimaknya seolah tersiksa. Di akhir album Suzanne Vega dengan balutan gitar akustik mencoba menapak tilasi kejadian traumatik bangsa Amerika “11 September” dalam lagu bertajuk “Anniversary” :

Mark the month and all its anniversaries
Put away the draft of all your eulogies
Clear the way for all your private memories
As they meet you on each corner
Meet you on every street.

Make the time for all your possibilities.
They live on every street.

TRACKLIST

1. ZEPHYR & I
2. LUDLOW STREET
3. NEW YORK IS A WOMAN
4. PORNOGRAPHER’S DREAM
5. FRANK & AVA
6. EDITH WHARTON’S FIGURINES
7. BOUND
8. UNBOUND
9. AS YOU ARE NOW
10. ANGEL’S DOORWAY
11. ANNIVERSARY

DENNY SAKRIE
0818417357

Vox - Pada Awalnya













JUDUL ALBUM: PADA AWALNYA
ARTIS: VOX
LABEL: AKSARA RECORDS
TAHUN: 2007
PRODUSER: DAVID TARIGAN & JOSEPH SUDIRO

Haa……? Saya beberapa kali mengusap kuping saya seolah tak percaya ketika menyimak track pertama dari album debut grup Vox asal Surabaya bertajuk “Pada Awalnya”.Dari intro yang diawali ketukan drum,lalu gitar telah membawa saya ke sebuah era masa lampau……tepatnya 60-an. Ya betul apalagi intro lagu ini betul-betul memorable yaitu “Wouldn’t It Be Nice” The Beach Boys dari album masterpiece-nya “Pet Sounds”.

Hmmmm…….kemanakah citarasa musik yang akan dibawa kelompok yang digawangi Josep Sudiro (bas,vokal), Donnie Setiohandono (piano, Rhodes, Harmmond, vokal), Vega Antares Setianegra (gitar elektrik, akustik, vokal) dan Gabriel Mayo Riberu (drums, vokal) ini?. Tampaknya mereka tengah silau dengan wabah musik pop era 60-an yang kadung disebut “sunshine pop” atau “power pop” dan lain sebagainya. Musik Beat memang tengah melanda dunia. Beach Boys sendiri mengaku terpengaruh The Beatles. Dan Vox bahkan mencoba menyelusupkan pula arwah The Beatles dalam komposisi lagunya yang berjumlah 11.

Keempat pemusik Vox memang punya tugas berat. Karena mereka pun menyanyi. Harus membagi harmoni vokal yang telah ditata Donnie Setiohandono.

Pada lagu “Oh Well” dengan cerdik Vox kembali menyulam aura lagu “God Only Knows” nya The Beach Boys. Permainan slide gitar Vega di lagu ini justeru mengingatkan kita pada karakteristik George Harrison dari The Beatles. Lalu di bagian koda pendengar diberi ilusi seolah terjebak deja vu aura “All You Need Is Love” nya The Beatles dengan tumpukan bebunyian brass section yang dimainkan Indra Aziz, Ijo dan Teguh. Dan mendadak kita pun bisa mengingat aura Paul McCartney pada lagu “My Baby Blue”. Apalagi ditambah arransemen brass section yang dibuat Ramondo Gascaro dari grup Sore yang mau gak mau mengingatkan saya pada “Getting Better” The Beatles (Sgt Pepper’s Lonely Heart’s Club Band). Atmosfer serupa pun tersimak pada lagu “Menjadi Dewasa” dan “Apapun Itu”.

Vox tampaknya berupaya keras pula untuk membuat lirik yang tak dangkal.Sepintas mereka lebih banyak menomosatukan ekspresi.Liriknya singkat tapi padat makna.
Simak ketika vox bercerita tentang persahabatan dalam lagu “Ingatkah Pertama” :

Ingatkah pertama kau terhenti
Dan berjanji untuk mencoba kembali
Ingatkah pertama kau menyerah
Hingga saat terakhir kau hembuskan nafas

Dan simak bagaimana vox mengungkapkan kota kelahirannya Surabaya dalam “Surabaya # 1″

walkin’ down the river, walkin’ down the river
I was born when the moon was gone
kissed the sky of Surabaya’s sunshine
I got my blues right below my shoes
it just the life that I cannot choose
I rest my soul in the rock and roll
I am the son of our traffic sounds

Jika jenuh dengan berkelebatnya band-band yang tipikal belakangan ini, Vox layak disimak.

TRACKLIST

1. PADA AWALNYA
2. GOING DOWN
3. OH WELL
4. MY BABY BLUE
5. AK.SA.RA.
6. PAGI
7. INGATKAH PERTAMA
8. MENJADI DEWASA
9. APAPUN ITU
10. DEAR LORD
11. SURABAYA # 1

DENNY SAKRIE
0818417357

Ozzy Osbourne - Black Rain













JUDUL ALBUM: BLACK RAIN
ARTIS: OZZY OSBOURNE
LABEL: EPIC
TAHUN: 2007
PRODUSER: KEVIN CHURKO

Sang Pangeran dari Kegelapan datang lagi lewat album teranyarnya “Black Rain”. Ini merupakan album solo Ozzy yang ke 9. Masih ada gitaris Zakk Wylde dengan kapak nya.Tapi apakah keduanya masih menyimpan kesaktian metal mandraguna ?. Hmmm……secara keseluruhan album ini memang terasa lembek dibanding persona Ozzy Osbourne yang telah dikhatami para penggemarnya sejak era Black Sabbath maupun era solonya sejak dasawarsa 80-an yang berlumur keras dan pekat. Jika sudah begini, biasanya sumpah serapah pun menyembur. Kambing hitam pun dicari cari.

Apakah bijaksana menghukum Kevin Churko sebagai produser yang membuat image dan sosok Ozzy jadi sedemikian kuyu ? Lalu siapakah Kevin Churko ini ? Well, dia ini memiliki curriculum vitae yang jamak untuk sederet produksi musik pop, mulai dari Michael Bolton, Britney Spears (Ooops !), Shania Twain hingga Celine Dion dengan kapasitas sebagai penata suara,editor hingga produser.Sebetulnya Mr Churko ini pernah pula menangani album “Undercover” nya Ozzy Osbourne. Walhasil yang terekam dalam album ini adalah sosok Ozzy Osbourne dalam tayangan reality shownya “The Osbourne” yang bercitarasa kekeluargaan.

Kekhawatiran bergesernya citra Osbourne memang mulai ditelisik ketika Ozzy berduet dengan Kelly puterinya lewat ballada klasik-nya Black Sabbath “Changes” atau ketika mengcover disko klasiknya Bee Gees “Staying Alive” dalam boxset “Prince Of Darkness” (Epic,2005). Namun Ozzy toh masih menyisakan kejayaan masa lalu lewat lagu “Black Rain” yang liriknya mengingatkan kita pada kegundahan dan kegeraman Ozzy terhadap perang pada lagu “War Pig”. Simak lirik “Black Rain” ini :

War, killing sons and daughters,
Another failed attack, there is no turning back.
Blood, running down like water.
You’ll think you got away,
Until the judgment day comes.

Rasanya kita harus menyilangkan dada jika Ozzy Osbourne di album ini kemampuan vokalnya pun telah menurun. Ingat dia kini berusia 60 tahun! . Tapi atmosfer kedigdayaannya masih terasa dalam kunci yang rendah dibanding dahulu. Mungkin kini lagu seperti “Here For You” sudah bisa kita simak bersama anak isteri di ruang tamu atau saat berkendara bersama keluarga :

I remember all the good times…
somtimes I’d wonder would it last
I used to dream about the future.
But now the future is the past.
I don’t wanna live in yesterday,
Cross my heart until I die
Don’t wanna know just what tomorrow may bring,
Because today has just begun,
No matter whatever else I’ve done
I’m here for you
I’m here for you.

TRACK LIST

1. NOT GOING AWAY
2. I DON’T WANNA STOP
3. BLACK RAIN
4. LAY YOUR WORLD ON ME
5. THE ALMIGHTY DOLLAR
6. 11 SILVER
7. CIVILIZE THE UNIVERSE
8. HERE FOR YOU
9. COUNTDOWN’S BEGUN
10. TRAP DOOR

DENNY SAKRIE
0818417357

Sinead O’Connor - Theology














JUDUL ALBUM: THEOLOGY
ARTIST: SINEAD O’CONNOR
LABEL: RUBY WORKS
TAHUN: 2007
PRODUSER: SINEAD O’CONNOR

Masih ingat Sinead O’Connor ? Penyanyi wanita dengan estetika bermusik yang kualifaid. Dan, disini khalayak mungkin hanya mengingat sosok Sinead O’Connor lewat “Nothing Compares 2 U” yang ditulis Prince.

Jika menyimak album terbarunya,saya rasa anda pun setuju jika kita menyebut album ini adalah bentuk pergeseran sikap dari Sinead O’Connor yang kita merengkuh ke ruang yang steril: religius. Jadi tak heran jika Sinead O’Connor menyematkan “Theology” sebagai tajuk albumnya.

Di albumnya ini Sinead O’Connor memilah dua karya-karyanya dalam dua keping cakram padat. Di albumnya ini sepertinya Sinead O’Connor ingin lebih mengedepankan atmosfer. Album ini mengetengahkan 11 lagu (yang terdiri atas lagu orisinal dan cover versions) dalam dua atmosfer: akustik dan band.

Pada cakram padat yang pertama terdiri atas 11 lagu dan direkam di Dublin Irlandia,kota kelahiran O’Connor.Makanya bagian ini disebut “Dublin Sessions”. Disini Sinead O’Connor hadir dalam konsep musik akustik dan minimalis. Sinead bernyanyi sambil memetik gitar bersama Steve Cooney yang juga memetik gitar akustik. Di bagian ini Sinead O’Connor terdengar tampil lebih personal dan ekspresif. Simaklah vokal Sinead yang terdengar hanya seolah berbisik lirih dalam “Whomsoever Dwells”. Dan secara mencengangkan O’Connor memihak pada ritme walza di lagu “If You Had A Vineyard”. Terasa segar dengan notasi yang mampu menggelitik kuping khalayak.

Simak pula tafsir ulang Sinead O’Connor pada lagu spritual soul Curtis Mayfield ” We People Who Darker Than Blue” yang terasa mengiris dengan aksentuasi gitar akustik. Tapi pada versi band, O’Connor tak lupa menyelusupkan kocokan gitar dengan menggunakan pedal “wah wah”. Lagu ini secara tak sadar menggiring imajinasi kita pada komunitas kaum kulit hitam yang “didera” sengsara berkepanjangan.

Aura Nasrani memang sangat terasa di albumnya ini,apalagi jika anda menyimak “getaran” suara Sinead O’Connor yang seolah penjelmaan Maria Magdalena dalam lagu “I Don’t Know How To Love Him” dari opera rock “Jesus Christ Superstars” karya fenomenal pasangan komposer Andrew Llyod Weber dan Tim Rice di tahun 1970. Dalam versi band yang melumerkan beat reggae, O’Connor tetap tak kehilangan daya tafsirnya. Dia bisa mengubah imaji yang selama ini ditatah Yvonne Elliman maupun Sarah Brightman:

I don’t know how to love him.
What to do, how to move him.
I’ve been changed, yes really changed.
In these past few days, when I’ve seen myself,
I seem like someone else.
I don’t know how to take this.
I don’t see why he moves me.
He’s a man. He’s just a man.
And I’ve had so many men before,
In very many ways,
He’s just one more.
Should I bring him down?
Should I scream and shout?
Should I speak of love,

Sinead O’Connor bersama mitranya Tomlinson pun menulis sederet lagu yang memiliki kedalaman dalam konteks spiritual semisal lagu “The Glory of Jah” atau pun “Dark I am Yet Lovely”.

Dan pada ending setiap cakram padatnya, Sinead O’Connors memilih lagu tradisional “Rivers Of Babylon” (yang dulu sempat ngetop disini lewat kelompok disko asal Jerman Boney M).

Lengkap sudah nuansa keimanan yang ditorehkan Sinead O’Connor.

TRACKLIST

CD 1
1. Something Beautiful
2. We People Who Darker Than Blue
3. Out Of The Depths
4. If You Had A Vineyard
5. Dark I am Yet Lovely
6. Watcher of Men
7. 33
8. The Glory Of Jah
9. Whomsoever Dwells
10. Rivers Of Babylon
11. Hosana Filio David

CD 2
1. Something Beautiful
2. We People Who darker Than Blue
3. Out Of Depths
4. If You Had A Vineyard
5. Dark I am Yet Lovely
6. Watcher of Men
7. 33
8. The Glory Of Jah
9. Whomsoever Dwells
10. Rivers Of Babylon

DENNY SAKRIE
0818417357

Dave Matthews & Tim Reynolds - Live At Radio City Music Hall













JUDUL ALBUM: LIVE AT RADIO CITY MUSIC HALL
ARTIST: DAVE MATTHEWS & TIM REYNOLDS
LABEL: RCA
TAHUN: 2007
PRODUSER: DAVE MATTHEWS

Inilah album live bernuansa Americana yang dimainkan pasangan Dave Matthews, musisi kelahiran Johannesburg Afrika Selatan dan gitaris underrated kelahiran Jerman Tim Reynolds. Keduanya memang sudah sejak lama terlibat dalam kerjasama musikal. Reynold sering membantu album dan tur konser Dave Matthews Band. Sebelum merilis album “Live At Radio City Music Hall”, baik Matthews dan Reynold pernah melakukan hal serupa dalam album “Live At Luther College” di tahun 1999. Yang menarik, keduanya adalah multi-instrumentalis yang mumpuni.

Dibuka dengan akustik blues bertajuk “Bartender” dalam durasi mendekati 8 menitan. Matthews meradang. Reynold tak kalah sigap memberi tekstur. Blues sebagai sebuah ritual kenikmatan pun menggerayangi kuping pendengar.

Baik Matthews maupun Reynold memang telah menjadi senyawa. Jelas terdengar, mereka saling isi, saling menyeruak tanpa kecanggungan. Lepas dan cerdas.

Kitapun seolah mendapat versi segar dari Down By The River-nya Neil Young. Tafsir ulang yang dilakukan Matthews dan Reynold mengingatkan saya pada tafsir ulang Buddy Miles terhadap lagu yang sama tapi dengan aura soul R&B. Simaklah petikan Reynolds menjelang coda pada lagu ini yang seolah menuntun pendengarnya ke area lepas gravitasi.

Yeah, she could drag me over the rainbow,
send me away
Down by the river
I shot my baby
Down by the river,
Dead, oh, shot her dead.

Juga simak adaptasi yang cerkas pada lagu folk legendaris milik Woody Guthrie “This Land Is Your Land”. Atmosfer Americana yang memayungi blues, folk, jazz, Cajun, country jelas tertuang kuat di sebagian isi album yang direkam pada saat pertunjukan keduanya di Radio Music City Hall pada tanggal 22 April 2007.

Matthews dan Reynold memang berhasil membuat arransemen yang pas buat format 2 gitar akustik dan menggantikan fungsi band.

Lagu “Dancing Nancies” dari album “Under The Table and Dreaming” (Dave Matthews Band 1994) yang berdurasi lebih dari 9 menit dan bertempo upbeat mereka mainkan dengan sempurna, dengan spirit rock yang tajam. Lagu ini memang adalah lagu wajib yang sering mereka mainkan dalam konser-konsernya selama ini termasuk dalam album “Live At Luther College” (1999) maupun album “Central Park Concer” (2003). Bagi penggila Jam Band, lagu ini memang merupakan oase yang memupuskan dahaga.

Album yang dikemas dalam 2 cakram padat dengan 26 lagu ini memang pantas anda simak.

TRACKLIST

  1. Bartender [live] Matthews 8:28 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  2. When the World Ends [live] Ballard, Matthews 4:13 Composed by: Ballard, Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  3. Stay or Leave [live] Matthews 4:09 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  4. Save Me [live] Matthews 4:41 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  5. Crush [live] Matthews 7:54 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  6. So Damn Lucky [live] Harris, Matthews 6:51 Composed by: Harris, Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  7. Gravedigger [live] Matthews 4:19 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  8. The Maker [live] Lanois 5:16 Composed by: Lanois Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  9. Old Dirt Hill (Bring That Beat Back) [live] Batson, Matthews 5:49 Composed by: Batson, Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  10. Eh Hee [live] Matthews 5:00 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  11. Betrayal [live] Reynolds 5:31 Composed by: Reynolds Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  12. Out of My Hands [live] Batson, Matthews 5:23 Composed by: Batson, Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  13. Still Water [live] Lanois 2:21 Composed by: Lanois Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  14. Don’t Drink the Water/This Land Is Your Land [live] Guthrie, Matthews 6:09 Composed by: Guthrie, Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  15. Oh [live] Matthews 5:07 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  16. Cornbread [live] Batson, Matthews 4:36 Composed by: Batson, Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  17. Crash into Me [live] George, Kibbee, Matthews 6:05 Composed by: George, Kibbee, Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  18. Down the River [live] Young 5:45 Composed by: Young Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  19. You Are My Sanity [live] Reynolds 5:58 Composed by: Reynolds Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  20. Sister [live] Matthews 3:44 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  21. Lie in Our Graves [live] Matthews 8:53 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  22. Some Devil [live] Matthews 5:11 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  23. Grace Is Gone [live] Matthews 4:12 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  24. Dancing Nancies [live] Matthews 9:03 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  25. #41 [live] Matthews 5:48 Composed by: Matthews Performed by: Matthews, Tim Reynolds
  26. Two Step [live] Matthews 6:29 Composed by: Matthews Performed Matthews, Tim Reynolds

DENNY SAKRIE
0818417357

The Bad Plus - Prog













JUDUL ALBUM : PROG
ARTIST : THE BAD PLUS
LABEL : HEADS UP
TAHUN : 2007
PRODUSER : TONY PLATT

Bahwa pada akhirnya musik adalah musik.Tak ada lagi pagar berupa genre.Bebas sekat.Bisa lompat sana lompat sini.Setidaknya itulah impresi yang mencuat tatkala menyimak sajian musik dari trio jazz bernama THE BAD PLUS yang pertamakali merilis album pada tahun 2003.

Ini merupakan albumnya yang keempat,dan album pertama setelah keluar dari Sony Music/Columbia setahun silam.

The Bad Plus yang terdiri atas Reid Anderson (bass),Ethan Iverson (piano) dan David King (Drum) kembali menyuguhkan sajian jazz yang menggelinjang. Visi kebebasan tetap merasuk disegenap repertoar albumnya ini.

Jika ingin membayangkan seperti apa musik yang dipentang The Bad Plus, maka mungkin gambarannya adalah sebuah kemempelaian antara atmosfer post-rock dan post-bop.

Dan mungkin sudah menjadi pakem atau tradisi dari trio ini,bahwa dalam setiap album yang mereka rilis senantiasa ada upaya mere-make repertoar yang telah terlanjur dikenal khalayak sejagad.

Pada album perdana “These Are The Vistas” (2003) The Bad Plus menggerayangi arransemen lagu dari era grunge “Smells Like Teen Spirit” nya Nirvana, lalu mengganti baju “Heart Of Glass” nya Blondie hingga lagu “Flim” nya Aphex Twin. Lalu di album ke 2 bertajuk “Give” (2004). The Bad Plus dengan cerdik tanpa harus memupus esensi lagu, mendandani lagu “Iron Man” nya Black Sabbath.

Kemudian pada album “Suspicious Activity” (2005),The Bad Plus menampilkan aura baru bagi “Chariots Of Fire” nya Vangelis yang kadung dikenal sebagai karya instrumental berbasis synthesizers.

Nah,di album terbarunya bertajuk “Prog”, The Bad Plus kembali menghadirkan surprising dengan merekonstruksi hits era synth-pop nya Tears For Fears di dasawarsa 80-an “Everybody’s Want Rules The World” dalam nuansa yang lebih rileks dan laid-back. Struktur melodi yang asli masih bisa kita telusuri. Tentunya berbeda misalnya dengan trio jazz lainnya Medeski Martin & Wood yang hanya mengambil secuplik melodi asli “Julia” (The Beatles) untuk kemudian dikembangkan secara tekstural yang mengakibatkan pendengar justeru terbingung-bingung menelisik melodi originalnya.

Anda pasti akan terkejut, jika menyimak lagu “Tom Sawyer”nya Rush juga dibawakan oleh trio jazz yang gemblung ini. Spirit lagu ini tetap memancar. Pembeda justeru pada doktrinasi instrumen piano. Dan sebuah interpretasi rada hiperbolik tertuang pada lagu milik David Bowie “Life On Mars”.

The Bad Plus pun tangkas berolah dinamika dalam lagu-lagu yang mereka tulis sendiri semisal “The World Is The Same” hingga “Giant” yang sangat extraordinary. Ditangan trio Bad Plus, jazz menjadi kian cerlang cemerlang dan kian progresif.

TRACKLIST

1. EVERYBODY WANTS TO RULES THE WORLD
2. PHYSICAL CITES
3. LIFE ON MARS
4. MINT
5. GIANT
6. THRIFSTORE JEWELRY
7. TOM SAWYER
8. THIS GUY’S IN LOVE WITH YOU
9. THE WORLD IS THE SAME
10. 1980 WORLD CHAMPION

DENNY SAKRIE
0818417357

Rabu, Januari 17, 2007

Stereomantic - Stereomantic














JUDUL ALBUM: STEREOMANTIC
ARTIS: STEREOMANTIC
LABEL: AKSARA RECORDS
TAHUN: 2006
PRODUSER: STEREOMANTIC

Ini duo baru dengan basic music electronic dan warna vokal yang rada retro. Namanya Stereomantic yang konon merupakan gabungan dua kata "stereo" dan "romantic". Jika menyimak keseluruhan isi album memang nuansa romantik menyelubungi permukaan lagu yang beat-nya danceable.

Adalah Aroel mantan gitaris Planetbumi yang menangani departemen musiknya.Aroel yang bertanggung jawab pada tata aransemen musik yang berkiblat pada genre "electronic". Maria yang dahulu pernah beretro-ria dengan grup Klarinet memang daya pikat utama Stereomantic selain berperan sebagai penulis sebahagian besar lirik lagu di album ini.

Duo elektronik semacam ini memang mengingatkan kita pada era synth-pop atau new wave or wathever di era 80-an. Misalnya seperti Eurythmics, Pet Shop Boys, Erasure, Communards dan sederet panjang lainnya. Tetapi Stereomantic memang cerdik. Untuk tata musik mereka berkiblat ke "electronic scene" yang programmable tapi untuk melodi dan warna vokal justeru terseret ke atmosfer retro . Tak heran dalam beberapa lagu corak vokal Maria mengingatkan kita pada Cardigans atau malah bergeser jauh kebelakang menyimpul arransemen vokal ala Carpenters. Musiknya pun sangat cair dan easy listening.Dalam beberapa track mereka memilih beat bossanova yang santai. Makanya jangan salahkan pendengar jika anda yang mengendus bau St Ettiene, New Order bahkan Cardigans. Aroel sendiri terampil memilih dan meramu bunyi-bunyian sintesisnya.Sayang ada bunyi saxophone yang terasa gak wajar dan kaku di album ini.Bunyi hembusan saxophone itu sangat terasa sebagai bunyi sintesis.


TRACKLIST

1. INTRO
2. LET'S DISCO
3. TAKUT
4. HINGGA KU TIADA
5. I CAN'T MARRY YOU
6. TAK PERNAH ADA
7. LAGU MERINDU
8. BIARKAN KAMI BERSAMA
9. (JUST WANNA BE) THE NEXT RISING STAR
10. DUNIA MAYA
11. YOU

Denny Sakrie
0818417357

Selasa, Januari 16, 2007

The Manhattan Transfer - The Symphony Session













JUDUL ALBUM: THE SYMPHONY SESSIONS
ARTIS: THE MANHATTAN TRANSFERS
LABEL: RHINO RECORDS
TAHUN: 2006
PRODUSER: TIM HAUSER

Bayangkan 4 warna suara masing-masing dua suara wanita dan dua suara pria diiringi satu kekuatan orkestra,berpadu jadi satu. Itulah kuartet vokal The Manhattan Transfer yang berbaur secara simfonik dengan Orkestra asal Praha .
Sederet repertoar standar dibawakan secara apik oleh kuartet yang terdiri atas Alan Paul, Janis Siegel, Tim Hauser dan Cheryl Bentyne.

Dibuka dengan karya Bobby Troup "Route '66" yang pertamakali dipopulerkan The Nat King Cole Trio di tahun 1946. Yang menarik adalah "balancing" antara harmoni vokal The Manhattan Transfer dengan tata orkestra yang memang terasa "penuh". Kenapa saya sebut "balance" ?, karena baik tata arransemen vokal memang sudah penuh dan harus diiringi pula dengan orkestra yang memang padat bunyi-bunyian. Kesalahan dalam menata bunyi-bunyian kedua divisi (vokal dan orjkestra) bisa berakibat fatal. Entah akan ada yang ketilep atau malah saling tumpang tindih. Untunglah kekisruhan yang semacam itu nyaris tak ditemui dalam 12 track dalam album ini.

Dan untunglah dalam musik jazz kita mengenal upaya dari Jon Hendricks, vokalis jazz yang sering menulis sederet lirik untuk lagu-lagu yang awalnya hanya ditulis dalam bentuk instrumentalia seperti lagu "Birdland" yang aslinya adalah komposisi instrumental karya Joseph Zawinul dalam album Weather Report. Juga komposisi jazz bertajuk "Clouds (Nuage)" karya gitaris jazz gipsy Django Reinhardt menjadi lebih hidup setelah diimbuh lirik oleh Jon Hendricks. Atau lagu "To You" yang merupakan karya instrumental pianis Thad Jones dan diberi lirik pula oleh Hendricks. Yang pasti dengan imbuhan lirik,harmoni vokal The Manhattan Transfer yang menguatkan karakter lagu itu sendiri menjadi kian mencuat ke permukaan. Apalagi karya-karya jazz itu sebetulnya sudah pernah dibawakan The Manhattan Transfer pada album-album sebelumnya semisal "To You" yang terdapat pada album "Vocalese" (1985) maupun "Birdland" di album " Extensions" (1979) .

Selain komposisi standar seperti karya George Gershwin hingga Charlie Parker, The Manhattan Transfer pun menyajikan dengan elegan komposisi bertajuk "Vibratew" (ini lagu tentang cinta dan ponsel...) karya Rufus Wainwright , pemusik era sekarang dari album solonya "Want One" di tahun 2003.

Jika ingin menyimak sajian paling apik dari kuartet jazz vokal,maka album ini harus anda simak seutuhnya.

TRACKLIST

1. ROUTE 66
2. CANDY
3. EMBRACEABLE YOU
4. THAT'S THE WAY IT GOES
5. A NIGHTANGLE SANG IN BERKELEY SQUARE
6. BECAUSE YOU ARE ALL HEART (MOVEMENT 2,PORTRAIT OF ELLA)
7. TO YOU
8. VIBRATE
9. CLOUD (NUAGES)
10. THE QUITUDE
11. THE OFFBEAT OF AVENUES
12. BIRDLAND

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/n

Senin, Desember 25, 2006

Sonic Youth - The Destroyed Room : B-Sides & Rarities















JUDUL ALBUM : THE DESTROYED ROOM : B-SIDES & RARITIES
ARTIS : SONIC YOUTH
LABEL : GEFFEN RECORDS
TAHUN : 2006

Kalau anda bukan penggemar Sonic Youth sebaiknya jangan memutar album ini. Kuping anda akan terteror dalam arti sesungguhnya. Tapi jika anda penggemar Sonic Youth, menyimak album ini, wajib hukumnya. Terutama untuk anda yang ingin menelaah lebih jauh proses penggarapan lagu-lagu dari grup "art-punk" asal New York ini. Karena 11 track yang ada di album ini merupakan B Sides dari beberapa cakram tunggal Sonic Youth dan yang masuk kategori "rarities". Jika sebelumnya beberapa track di album ini menjadi perbincangan karena sulit dicari plaat single-nya. Misalnya, "Razor Blade" yang merupakan sisi B dari lagu "Bull In The Heather" atau "Campfire" yang berasal dari "At Home With The Groovebox" serta beberapa track dari "Noho Furniture" sessions. Maka dahaga ini akan pupus jika menyimak album ini.

Album ini memang dipenuhi dengan aneka outtakes dari kurun waktu 1994 hingga 2004 dalam durasi sekitar 70 menitan. Sudah pasti atmosfer "jamming" lekat dalam sajian mereka track by track. Dalam liner notes nya tertulis "blurring the lines betweens compositions and improvisation". Jadi nggak heran jika album yang cenderung "cutting edge" ini dikuakkan oleh sebuah track instrumental berdurasi 10 menitan bertajuk "Fire Engine Dream" dan ditutup dengan sebuah epic berdurasi sekitar 26 menit "Diamond Sea". Dengan pelbagai anasir bunyi-bunyian yang ditaruh pada latar depan maupun latar belakang menjadikan beberapa komposisi di album ini seolah menjadi "music score". Simaklah "Loop-Cat" yang kental nuansa jammin'nya maupun "Campfire" impulsif.

Dari 11 track yang termaktub disini, hanya 3 track yang memiliki lirik/vokal, selebihnya sebuah perjalanan panjang dengan instrumental. Makanya, jika anda tidak memahami konsep Sonic Youth, menjauhlah. Sebaliknya jika anda die-hard fans, pasanglah kuping anda erat-erat di cd player anda.....nikmati petualangan bunyi yang menakjubkan dari Sonic Youth.....!


TRACKLIST

1. FIRE ENGINE DREAM
2. FAUXHEMIANS
3. RAZOR BLADE
4. BLINK
5. CAMPFIRE
6. LOOP CAT
7. KIM'S CHORDS
8. BEAUTIFUL PLATEAU
9. THREE PART SECTIONAL SEAT
10. QUEEN ANNE CHAIR
11. DIAMOND SEA


0818417357

Kamis, Desember 21, 2006

Mike Stern - Who Let The Cats Out?














JUDUL ALBUM : WHO LET'S THE CAT OUT ?
ARTIS : MIKE STERN
LABEL : HEADS UP
TAHUN : 2006

Gitaris ini termasuk yang paling rajin merilis album solo. Dan jika menyimak album ini yang terhitung sebagai album solonya yang ke 13, ada kesan tersendiri dalam konsep albumnya. Stern seperti ingin mengungkap impresi dirinya terhadap kehidupannya sehari-hari terutama rasa cintanya terhadap sang isteri yang terungkap mulai dari kegiatan berbelanja hingga kegemaran memelihara kucing. Walau tak bertakwil secara verbal, namun dari judul-judul lagu serta jalinan melodi dan tekstur yang dtumpahkan, kita bisa menagkap simbolisasi tersebut. Disini Stern banyak mengajukan style yang membuat penyimaknya betah menyimak dari track pertama hingga track sebelas. Ada rock, funky, jazz hingga blues yang personal. Menariknya lagi, Stern cerdik memilih partner bermain. Ada Richard Bona, pencabik bass asal Kamerun yang juga memiliki kemampuan bernyanyi. Bona dengan style falsetto-nya dalam komposisi bertajuk "Language" berdurasi sekitar 7 menitan. Richard Bona yang terinfluence Jaco Pastorius ini pun dengan renyah melakukan scat-singing dalam komposisi "All You Need"Lalu simaklah atmosfer rada ngeblues pada lagu "K.T" yang menampilkan basisst wanita Me'shell Ndegeocello, gerayangan organ Jim Beard yang soulfully serta Roy Hargrove yang meniup trumpet secara tersumbat. Lumayan mencekam dan membuat pendengar kehilangan gravitasi. Tapi Stern kemudian mengubah suasana dengan mengambil pola funk yang meletup pada lagu "Roll With It" yang mengedepankan permainan bass funk Victor Wooten dari Bela Fleck & The Flecktones serta tiupan saxophone berbinar-binar dari Bob Malach. Sentuhan Amerika pun sangat terasa pada lagu "Texas" yang menyerempet ke sound Southern Rock. Di lagu ini Gregorie Maret meniup harmonika didukung permainan drum dari Dave Weckl. Nuansa macho mencuat pada komposisi berdurasi 7 menit 4 detik. Dalam lagu "Blue Runaway" Stern seolah berdialog dengan Anthony Jackson, pemetik bass bertubuh gelap yang memperlihatkan kualitas permaianan prima. Entah kenapa, di album ini Mike Stern justeru banyak memakai banyak jasa pemain bass handal mulai dari Anthony Jackson, Richard Bona, Meshell Ndegeocello, Victor Wooten dan Chris Minh Doky. Tapi jika disimak seksama, kehadiran pemain bass dengan karakter yang berbeda-beda ini justeru membuat ke 11 komposisi yang ditulis Mike Stern terdengar lebih cerlang-cemerlang. Dan dari sinilah tata permaianan gitar terlihat lebih hidup. Gak percaya ? Simak saja !

TRACK LIST

1. TUMBLE HOME
2. K.T
3. GOOD QUESTION
4. LANGUAGE
5. WE'RE WITH YOU
6. LENI GOES SHOPPING
7. ROLL WITH IT
8. TEXAS
9. WHO LET'S THE CAT OUT ?
10. ALL YOU NEED
11. BLUE RUNAWAY
0818417357

Rabu, Desember 20, 2006

Andi Rianto - Interlude Dari Hati

JUDUL ALBUM : INTERLUDE DARI HATI
ARTIS : ANDI RIANTO
LABEL : WARNER MUSIC
TAHUN : 2006
PRODUSER : ANDI RIANTO

Komposer dan pianis Andi Rianto melepas sebuah album solo bertajuk "Interlude dari Hati". Lembut, manis dan romantis itulah kesan yang mencuat jika anda menyimak album ini. Jalinan melodi yang diciptakan Andi Rianto memang berkonotasi lembut, melodius dan memercik romantik. Apa boleh buat jika album ini sangat terasa "perempuan". Aransemen lagu-lagu di album ini memang menampilkan nuansa orkestral pop yang kuat. Permainan piano Andi pun sangat mengakomodir nada-nada dari melodi keseluruhan lagunya.

Ada 4 vokalis yang membawakan karya-karya Andi Rianto yaitu Ira Batti, Farman Purnama, Anissa dan Lucky Octavian. Kesemuanya memiliki kemampuan vokal diatas rata-rata. Dan mereka memang sangat pas untuk menyuarakan sederet balada yang ditulis oleh Andi Rianto berikut kontribusi lirik dari Monty Tiwa hingga Sekar Ayu Asmara. Yang pantas dicatat bahwa idiom penulisan lirik meski tetap bersentuhan dengan asmara, memiliki atmosfer dan pengungkapan yang takberkesan massal melainkan mahal. Dalam "Tak Kembali" yang dinyanyikan Farman Purnama terdengar sedekit sentuhan klasikal dari struktur melodi. Penghayatan yang kuat dilakukan Farman yang mengingatkan kita pada Josh Groban, misalnya.

Tak hanya itu, Andi Rianto yang didukung Melbourne Symphony Orchestra ini pun menulis karya-karya instrumental semisal "Padre & I", "Tak Kembali" dan "Bee". Kesan yang mencuat bahwa karya instrumental ini terdengar seperti music score buta film-film layar lebar. Sayangnya dinamika dan mood lagu ini terdengar dalam intensitas yang sama : mellow. Jadi tak heran jika album ini lebih pas untuk menjadi soundtrack bagi pasangan yang tengah mabuk kepayang.

TRACK LIST

1.PERNAH
2.PEMERAN PENGGANTI
3.TAK KEMBALI
4.DUNIA
5.MATAHARIKU
6.SEUTUHNYA CINTA
7.DUNIA TANPA MU
8.PADRE & I
9.TAK KEMBALI
10.BEE

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n

Kamis, Desember 14, 2006

Sarah McLachlan - Wintersong














JUDUL ALBUM: WINTERSONG
ARTIS: SARAH MCLACHLAN
LABEL: ARISTA/SONY BMG
TAHUN: 2006

Ingin menyimak suasana Natal dengan atmosferik yang agak berbeda. Maka pastikan menyimak album "Wintersong" milik penyanyi Sarah McLachlan. Bahkan album ini justeru ditampilkan dengan nuansa yang lebih gelap,nyaris melankolik dan lebih ke suasana bulan Desember yang bertaburan salju dimana-mana. Ini diperkuat oleh sentuhan orkestrasi yang ditata oleh Jeremy Lubbock. Bahkan pianis Diana Krall pun menyumbangkan permainan pianonya yang bening di beberapa lagu di album ini.

Selain menampilkan lagu-lagu standar menyambut Natal seperti : "Silent Night", "Have Yourself A Merry Little Christmas" atau "O Little Town Of Betlehem", Sarah malah mengadopsi sederet lagu-lagu pop bernuansa Natal seperti "Happy X'Mas (War Is Over)" milik John Lennon & Plastic Ono Band dengan lirik yang bertendensi ke situasi politik era 70-an yang menganjurkan perdamaian. Sebuah lagu yang rasanya masih relevan dengan kondisi dunia saat sekarang ini. Sarah pun memilih lagu milik Joni Mitchell "River" yang menempatkan Natal sebagai nuansa.Simak liriknya :

It's coming on Christmas,they' re cutting down trees
They're putting up reindeer
And singing songs of joy and peace
Oh I wish I had a river
I could skate away on
But it don't snow here........


McLachlan pun membawakan lagu "Songs For Winter Night" yang ditulis dan dinyanyikan penyanyi folk Kanada Gordon Lightfoot pada soundtrack album "Miracle On 34th Street" (1994).

Sarah pun tetap mempertahankan ekspresi bernyanyinya seperti biasanya : reflektif,lebih gelap dan dalam. Simaklah tiupan trumpet yang disumbat atau paduan suara kanak-kanak yang berkesan innocence dan angelic. Tata aransemen semacam inilah, yang membedakan album Sarah McLachlan dengan album-album Christmas lainnya yang menjamur di bulan Desember ini.

TRACK LIST

1. HAPPY X'MAS (WAR IS OVER)
2. WHAT CHILD IS THIS ? (GREENSLEEVES)
3. RIVER
4. WINTERSONG
5. I'LL BE HOME FOR CHRISTMAS
6. O LITTLE TOWN OF BETLEHEM
7. THE FIRST NOEL/MARY MARY
8. SILENT NIGHT
9. SONG FOR A WINTER NIGHT
10. HAVE YOURSELF A MERRY LITTLE CHRISTMAS
11. IN THE BLEAK MID-WINTER
12. CHRISTMAS TIME IS HERE

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n

Rabu, Desember 13, 2006

Chris Botti - December














JUDUL ALBUM: DECEMBER
ARTIS: CHRIS BOTTI
LABEL: SONY BMG
TAHUN: 2006

Empat tahun yang silam,trumpetis bertampang keren Chris Botti merilis album bertajuk "December" yang bernuansa Christmas. Tahun ini album tersebut di rilis ulang dengan menempatkan 2 lagu baru yaitu "Ave Maria" karya Schuberts dan "I Really Don't Want Much For Christmas". Di lagu yang terakhir, Chris Botti mengetengahkan vokal Eric Bennet yang smooth, silky dan soulful.

Pada "Ave Maria" Botti memang harus merelakan embel-embel jazz-nya. Namun di komposisi ini Botti justeru tampil khidmat dengan dukungan London Session Orchestra serta paduan suara yang harmonis dari St Jon's Choir. Bayangkan penampilan tiupan Botti dilatari genangan vokal paduan suara yang warmly.

Tampaknya di album ini Botti memang banyak menahan diri. Ia tahu dan sadar bahwa permainan trumpetnya didengarkan oleh banyak kalangan yang sudah pasti tidak segmented. Kompromistis tanpa harus mengurangi nilai sajian musiknya.

Sebuah sajian yang tepat menemani anda yang tengah menikmati suasana libur di bulan Desember yang sejuk.

TRACK LIST

1. CHRISTMAS SONGS
2. AVE MARIA
3. WINTER WONDERLAND
4. THE FIRST NOEL
5. LET IT SNOW LET IT SNOW LET IT SNOW
6. HALLELUJAH
7. I REALLY DON'T WANT MUCH FOR CHRISTMAS
8. HAVE YOURSELF A MERRY CHRISTMAS
9. SANTA CLAUS IS COMING TO TOWN
10. SILENT NIGHT
11. LITTLE DRUMMER BOY
12. O LITTLE TOWN OF BETLEHEM
13. I'LL BE HOME FOR CHRSITMAS

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n

Senin, Desember 11, 2006

E.S.T. - Viaticum













JUDUL ALBUM : VIATICUM
ARTIS : E.S.T
LABEL : 215/ACT
TAHUN : 2005

Bukan.....bukan !!. Svensson, Stenson & Gustavsen bukan sebuah law-firm. Mereka bertiga adalah sebuah trio jazz dari Swedia. Tepatnya Esbjorn Svensson Trio yang menyingkat namanya menjadi E.S.T. Mereka telah merilis 9 album. Trio Nordic ini banyak dipengaruhi oleh pola permainan pianis Keith Jarrett. Mungkin karena Esjborn Svensonn memang sangat terobsesi dengan Keith Jarrett. Tapi sejauh menghasilkan 9 album, rasanya grup yang akan manggung di Jakarta pada januari 2007 ini akhirnya memiliki karakteristik tersendiri.

Bagi yang telah menyimak album terakhirnya bertajuk "Viaticum" rasanya setuju jika saya mendiskripsikan album ini semacam Jazz Meets Psychedelic atau Jazz Meets Rock. Atau lebih spesifik lagi Radiohead meet Keith Jarrett. Pilihan untuk melakukan "cross-over" yang dilakukan E.S.T bisa jadi merupakan solusi yang jitu. Terutama bagi penikmat musik yang ingin mendengarkan jazz dalam kategori "rookie" atau pemula. Dan bagi yang ingin menikmati keseluruhan diskografi E.S.T, maka saran saya simaklah dulu album "Viaticum" ini baru mundur ke 8 album E.S.T sebelumnya. Karena di album ini ada sedikit sentuhan funk yang berpadu dengan genangan vintage organ yang sering kita temui pada genre classic-rock. Simaklah komposisi bertajuk "The Tail Of Her Eye" dengan aksentuasi yang bernas dari drummer Magnum Ostorms. Energetik memang !. Sesekali ada atmosfer Brazil misalnya pada komposisi "The Well-Wisher". Atau simaklah " The Unstable Table and The Infamous Fable" yang sarat dengan birama yang "surprising".

Trio ini memang bermain dengan pendekatan pola trio yang purist tapi diimbuh dengan angle-angle yang tak terduga misalnya tiba-tiba mencuat sepoles anasir country atau euro-pop yang khas. Kompleksitas musik di album ke 9 E.S.T ini mungkin lebih merupakan upaya agar penikmatnya bisa mencerna sajian trio-jazz mereka. Makanya jangan lupa mencicipi "Tide Of Tripedation", "The Well-Wisher", "Eighty- Eight Days In My Veins" atau "Viaticum" yang menjadi tajuk album ini. Pada album "Viaticum" E.S.T terdiri atas Esbjorn Svensson dan Dan Berglund (double bass) dan Magnum Ostorms (drum) .

TRACK LIST

1.TIDE OF TRIPEDATION
2.EIGHTY-EIGHTS DAYS IN MY VEINS
3.THE WELL-WISHER
4.THE UNSTABLE TABLE & THE INFAMOUS FABLE
5.VIATICUM
6.IN THE TAIL OF HER EYE
7.LETTER FROM THE LEAVIATHAN
8.A PICTURE OF DORIS TRAVELLING WITH BORIS
9.WHAT THOUGH THE WAY MAY BE LONG

Thanks for Mr Chico Hindarto for the CD......!

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n

Neil Young - Living With War













JUDUL ALBUM: LIVING WITH WAR
ARTIS: NEIL YOUNG
LABEL: REPRISE
TAHUN: 2006
PRODUSER: NIKO BOLAS

Boleh jadi Neil Young adalah pemusik protes yang konsisten dari era ke era. Young tetap sensitif. Young tetap care terhadap pelbagai masalah dan konflik dunia. Pendeknya, Neil Young tetap "marah" dan "marah". Itu pun juga tercermin pada album terakhirnya "Living With The War", Hanya dengan membaca tajuk albumnya, kita pun sudah bisa mereka kemana arah dan visi album Neil Young. Gamblang, lugas, tanpa tedeng aling-aling.......itu yang mencuat dari barisan lirik-lirik lagu yang ditulis Neil Young. Dan George W Bush pun jadi "bulan-bulanan" Neil Young. Simaklah "Living With The War", "The Restless Consumer", "Lookin' for A Leader" atau "Let's Impeach The President". Coba kita lihat lirik "Let's Impeach The President " :

Letis impeach the president for spying
On citizens inside their own homes
Breaking every law in the country
By tapping our computers and telephones
What if Al Qaeda blew up the leeves

Juga simak lirik lagu "Living With The War" :

I'm living with the war everyday
I'm living with the war in my heart
I'm living with the war in my heart and mind
I'm living with war right now

Atau simak pula lirik "Lookin' for a leader":

Lookin for a leader,
to bring our country home
reunite the red white and blue
Before it turns to stone

Dan begitulah,Neil Young bersikukuh mengkritik George W Bush. Meskipun demikian Neil Young memang tak lantas terjerembab pada pola "sarkastik", ia masih menggurat tata musik yang terkendali. Terkadang elemen kegeraman cukup diwakili dengan strumming gitar. Atau riff-riff yang memancing pendengarnya untuk introspektif. Dan begitulah, disaat pemusik-pemusik seangkatannya lebih banyak bertutur tentang menikmati hari tua, cinta, lingkungan atau yang lainnya. Neil Young masih sarat energi dengan musik-musik protes-nya. Tanpa rasa lelah.........!

TRACK LIST

1. AFTER THE GARDEN
2. LIVING WITH WAR
3. THE RESTLESS CONSUMER
4. SHOCK AND AWE
5. FAMILIES
6. FLAGS OF FREEDOM
7. LET'S IMPEACH THE PRESIDENT
8. LOOKIN' FOR A LEADER
9. ROGER AND OUT
10. AMERICA THE BEAUTIFUL

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n

Jumat, Desember 08, 2006

Barry Manilow - The Greatest Song of The Sixties















JUDUL ALBUM: THE GREATEST SONG OF THE SIXTIES
ARTIS: BARRY MANILOW
LABEL: ARISTA/SONY BMG
TAHUN: 2006
PRODUSER: CLIVE DAVIS

Setelah merilis album "The Greatest Songs of the Fifties, kini Barry Manilow penyanyi pop kharismatik ini merilis album sequelnya bertajuk "The Greatest Songs Of The Sixties" yang menyanyikan ulang lagu-lagu hits disepanjang dasawarsa 60-an. Secara keseluruhan Barry Manilow tetap ingin mempertahankan esensi dan atmosfer musik pop 60-annya. Manilow dengan suaranya yang khas memang tidak ingin membuat rasa baru atau interpretasi ulang terhadap lagu-lagu hits 60-an tersebut. Bahkan Barry Manilow bernyanyi bersama The Association, grup yang pertamakali mempoluerkan lagu "Cherish/Windy".

Era 60-an seolah dikuakkan kembali oleh Barry Manilow dengan corak vokalnya yang classy. Ada lagu The Beatles "And I Love Her", juga lagu The Lettermen "When I Fall In Love", The Righteous Brothers "You've Lost That Lovin' Feelin" termasuk lagu-lagu era golden voice seperti "Strangers In The Night" (Frank Sinatra) maupun "Raindrops Keep Falling On My Head" nya Burt Bacharach.

Singkatnya, ini merupakan album yang paling tepat dipilih jika anda ingin bernostalgia pada kurun waktu 1960-an.

TRACKLIST

1. CAN'T TAKE MY EYES OFF YOU
2. CHERISH/WINDY
3. CAN'T HELP FALLING IN LOVE
4. THERE'S A KIND OF HUSH
5. BLUE VELVET
6. RAINDROPS KEEP FALLING ON MY HEAD
7. AND I LOVE HER
8. THIS GUY'S IN LOVE WITH YOU
9. EVERYBODY LOVES SOMEBODY
10. YOU'VE LOST THAT LOVIN' FEELIN'
11. WHEN I FALL IN LOVE
12. STRANGERS IN THE NIGHT
13. WHAT THE WORLD NEEDS NOW IS LOVE

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n

John Lennon - The US vs John Lennon














JUDUL ALBUM : THE US VS JOHN LENNON
ARTIS : JOHN LENNON
LABEL : EMI
TAHUN : 2006
PRODUSER : DAVID LEAF

Jika menyimak isi album ini kita pun semakin mahfum bahwa John Lennon adalah aktivis sosial dengan sederet jargon-jargon perdamaian ini mau tak mau berada dalam lingkaran politik.

Sebetulnya 21 track yang ada di album ini merupakan soundtrack dari film dokumenter "The US Versus John Lennon" yang dibesut sutradara David Leaf dan John Schenfeld. Bahkan David Leaf pun berperan sebagai produser eksekutifnya. Lagu-lagu yang diambil dari album solo John Lennon bersama Plastic Ono Band maupun beberapa dari The Beatles memang memiliki benang merah dari adegan-adegan yang berkelebat di film dokumenter ini. Beberapa diantaranya memang diambil dari era dimana Lennon aktif melakukan protes mulai dari Bed Peace hingga rally untuk membebaskan John Sinclair. Satu-satunya lagu the Beatles yang ada di album ini adalah "The Ballad of John and Yoko". Beberapa masterpiece John Lennon pasca The Beatles bertebaran disini mulai dari "Imagine", "Give Peace A Chance" hingga "Instant Karma". Juga ada lagu Lennon yang menyindir Paul McCartney "How Do You Sleep" namun dibawakan dalam versi music score. Termasuk ballad yang berkonotasi "cinta" seperti "Love" maupun "Oh My Love". Serta single "Nobody Told Me" dari album "Milk and Honey" yang dirilis setelah John Lennon berpulang di tahun 1980.

Memang tak ada sesuatu yang baru jika menyimak album soundtrack "The US VS John Lennon". Namun dari susunan lagu-lagunya kita sudah bisa "membaca" bahwa album ini memang ingin menyorot sepak terjang John Lennon di luar dunia entertainmen, melainkan memasuki wilayah sosial politik.

TRACK LIST

1. POWER TO THE PEOPLE
2. NOBODY TOLD ME
3. WORKING CLASS HERO
4. I FOUND OUT
5. BED PEACE
6. THE BALLAD OF JOHN AND YOKO
7. GIVE PEACE A CHANCE
8. LOVE
9. ATTICA STATE
10. HAPPY X'MAS (WAR IS OVER)
11. I DON'T WANT TO BE A SOLDIER I DON"T WANT TO DIE
12. IMAGINE
13. HOW DO YOU SLEEP ?
14. NEW YORK CITY
15. JOHN SINCLAIR
16. SCARED
17. GOD
18. HERE WE GO AGAIN
19. GIMME SOME TRUTH
20. OH MY LOVE
21. INSTANT KARMA (WE ALL SHINE)

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Senin, Desember 04, 2006

Soft Machine - Floating World Live













JUDUL ALBUM: FLOATING WORLD LIVE
ARTIS: SOFT MACHINE
LABEL: MOONJUNE
TAHUN: 2006
PRODUSER: LEONARDO PAVKOVIC


Sabtu 2 Desember 2006 kemarin di Sultan Hotel saya bersua dengan Leonardo Pavkovic pemilik label Moonjune yang tengah berada di Jakarta. Labelnya Pavkovic ini mengarahkan segmentasi pendengarnya pada genre musik prog-rock dan jazz. Salah satu produk terbarunya adalah album dari grup prog-rock Inggeris Soft Machine bertajuk "Floating World Live". Ini sebetulnya adalah rekaman lama yang ditemukan kembali dan dirilis ulang. Album ini diambil dari pertunjukan Soft Machine dalam rangka "British Tour" di tahun 1975. Personilnya adalah Allan Holdsworth (gitar), Roy Babbington (bass), Karl Jenkins (oboe, piano, Rhodes, recorder, soprano saxophone), John Marshall (drums, perkusi), Mike Ratledge (organ, synthesizers, piano). Ini adalah Soft Machine di era jazz-rock lewat album "Bundles" dan "Softs".

Di album ini sosok Holdsowoth terasa lebih dominan dan menonjol. Dengan jelajah jari jemarinya dalam scaling yang cepat, jangkau interval yang lebar dan luas serta eksplorasi legato yang bikin merinding. Itu adalah karakteristik khas Holdsworth yang juga menguasai instrumen biola. Dan sudah pasti atmosferik Canterburry scene lumayan berceceran di beberapa track yang ada di album ini.

Simak lah komposisi yang ditulis Karl Jenkins "Bundles" yang menyediakan banyak ruang untuk Holdsworth berekspresi. Note by note yang dihasilkan Holdsworth kadang menyusupkan "surprising" - tak terduga. Sebuah cakrawala permainan gitar yang seolah tak memiliki tepi. Tekstur bunyi Holdsworth ini dilapis element sintesis dari permainan synthesizers- nya Mike Ratledge. Serta dukungan efek perkusi yang massive dari John Marshall.

Bagi penggemar jazz-rock album live ini pasti membuat semangat anda jadi berbinar-binar. Dan sudah pasti Soft Machine di era tengah 70-an ini merupakan fragmen tersendiri bagi grup yang telah malang melintang sejak akhir era 60-an. Fragmen tersendiri,karena di album ini gitar memegang tahta.

Saya menduga solo-solo album Holdsworth selalama ini bertolak dari cetak-biru yang ditorehnya saat bergabung dengan Soft Machine ini.

TRACKLIST

1. THE FLOATING WORLD
2. BUNDLES
3. LAND OF THE BAG SNAKE
4. EALING COMEDY
5. THE MAN WHO WAVED AT TRAINS
6. PEFF
7. NORTH POINT
8. HAZARD PROFILE (PART 1)
9. J.S.M
10. RIFF III
11. SONG OF AEULUS
12. ENDGAME
13. PENNY HITCH (CODA)

* Thanks to Mr Leonardo Pavkovic for the CD's

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

Kamis, November 30, 2006

Brian McKnight - 10













JUDUL ALBUM : 10
ARTIS: BRIAN MCKNIGHT
LABEL: WARNER MUSIC
TAHUN: 2006
PRODUSER: BRIAN MCKNIGHT

Brian McKnight tetap konsisten.Dia masih tetap mempertahankan formula musik yang mengkatrol namanya pada era 90-an.Di albumnya yang ke 10 ini Brian McKnight yang sering dikonotasikan dengan idiom "quiet storm" karena perangai sebahagian besar lagu-lagunya yang mellow dan cenderung ballad. Anda yang jatuh cinta dengan teknik falsettonya yang mulus dan bikin merinding,tetap akan menemukan hal-hal semacam itu. Dan pola penulisan lirik yang masih belum berubah: tentang asmara yang sangat obvious. Coba saja simak single andalan album ini "Used To Be My Girl":

I must admit that she's a ten
bet she didn't tell ya bout way back then
when she was my girl
she used to be my girl

Dan lirik serupa ini masih bertebaran di album ini. Simaklah misalnya "Unhappy Without You","Find Myself In You" atau "Can't Leave You Alone".

Tapi toh ada sedikit perbedaan aura dibanding album-album Brian McKnight yang seolah menjadi tipikal, yaitu munculnya grup country The Rascall Flat yang berkolaborasi dengan Brian McKnight. Ini mengingatkan saya akan kolaborasi yang dilakukan Lionel Richie bersama grup country Alabama pada pertengahan era 1980-an. Sejujurnya kalo saya menilai Brian McKnight ingin play-safe di album ini. Untungnya jumlah pendengar yang menyukai tema romance masih belum berkurang. Jadi album ini masih pantas disimak bagi yang tengah berlumur kasmaran

TRACKLIST

1. USED TO BE MY GIRL
2. COMFORTABLE
3. FIND MYSELF IN YOU
4. WHAT'S MY NAME
5. UNHAPPY WITHOUT YOU
6. A LITTLE TOO LATE
7. HOLDIN' ON (MISSIN' YOU)
8. SHOULD'VE BEEN LOVIN ' YOU
9. AGAIN
10. MORE AND MORE
11. CAN'T LEAVE YOU ALONE
12. I DO
13. THE REST OF MY LIFE
14. RED WHITE AND BLUE
15. DON'T TAKE YOUR LOVE AWAY

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox.jdfi.co.id/n

JJ Cale & Eric Clapton - The Road To Escondido













JUDUL ALBUM: THE ROAD TO ESCONDIDO
ARTIS: JJ CALE & ERIC CLAPTON
LABEL: REPRISE/WARNER MUSIC
TAHUN: 2006
PRODUSER: SIMON CLIMIE

Begitu populernya lagu "Cocaine" di tangan Eric Clapton yang menyanyikannya dalam album "Slowhand" (1978) sehingga tak sedikit yang menyangka bahwa lagu itu adalah karya Eric Clapton. Sebetulnya, lagu tersebut adalah karya JJ Cale, salah satu pemusik yang menurut Eric Clapton banyak mempengaruhi gaya bermusiknya terutama "blues-rock". Selain itu, pada tahun 1970 Eric Clapton pernah pula menyanyikan lagu JJ Cale bertajuk "After Midnight".
Karakter seperti "Cocaine" dan "After Midnight" lah yang tampaknya menjadi cetak biru musik Eric Clapton setelah melepaskan diri dari supergrup Cream di akhir era 60-an. Bahkan jika anda mengamati secara seksama, ada persamaan dalam warna vokal JJ Cale dan Eric Clapton.
Dan 36 tahun berselang, setelah Clapton mengcover "After Midnight" di tahun 1970, keduanya yakni Cale dan Clapton dipertemukan dalam album bertajuk "Road To Escondido".
Di album ini Clapton yang sejak era 80-an mulai merambah ranah pop kembali ke roots blues rock. Beberapa waktu sebelumnya Clapton juga pernah membuat album dengan blues-oriented seperti "From The Craddle" (1994) dan "Me and Mr Johnson" (2004).

Tapi yang perlu dipertegas album "Road To Escondido" ini sebetulnya bukan proyek solo Eric Clapton. Bisa jadi ini merupakan "kolaborasi" antara Clapton dan Cale. Namun jika menyimak lebih jauh, terutama dominasi JJ Cale di album ini (Cale menulis 11 lagu dari 14 lagu yang tertera di album ini), maka tak syak lagi album ini milik Cale dengan kontribusi dari Eric Clapton.

Eric sendiri awalnya ingin membuat album blues-rock dengan melibatkan JJ Cale sebagai produser, tapi semuanya lalu berubah dengan gagasan memunculkan konsep "duetting" dan Clapton lalu mengajak Simon Climie dari duo Climie Fisher untuk menggarap album ini sebagai produser. Simon Climie pernah menggarap beberapa album solo milik Eric Clapton bertajuk "Pilgrim" (1998). Tapi uniknya,jika menyimak album ini justeru terasa adanya "chemistry" yang lekat antara Cale dan Clapton. Mereka berdua menyatu dalam satu karakter yang nyaris sama. Bisakah anda membedakan perangai vokal Cale dan Clapton ?. Nah,ini karena Clapton sangat banyak terpengaruh JJ Cale. Lagi pula Simon Climie membiarkan aura album ini terkesan natural tanpa bumbu sintesis seperti yang muncul pada album album pop-oriented nya Clapton.

Jika ingin menyelami nuansa era 70-an dengan dominasi blues rock,maka album "Road To Escondido" ini semestinya patut disimak.

TRACKLIST

1. DANGER
2. HEADS IN GEORGIA
3. MISSING PERSONS
4. WHEN THIS WAR IS OVER
5. SPORTIN' LIFE BLUES
6. DEAD END ROAD
7. IT'S EASY
8. HARD TO THRILL
9. ANYWAY THE WIND BLOWS
10. THREE LITTLE GIRLS
11. DON'T CRY SISTERS
12. LAST WILL AND TESTAMENT
13. WHO AM I TELLING YOU ?
14. RIDE THE RIVER

Denny Sakrie
0818417357
http://musicalbox. jdfi.co.id/ n